Batam (ANTARA News) - Komandan Gugus Keamanan Laut Armada Barat (Guskamla Armabar), Laksamana Pertama TNI Denny Novendy, mengatakan penjagaan perairan Nusantara diperketat untuk mengantisipasi penyelundupan pasir yang harga jualnya meninggi di Singapura. Menurut Denny, harga pasir di Singapura kini mencapai 50 dolar Singapura per meter kubik. Padahal, pada waktu tidak ada pelarangan satu meter kubik pasir hanya dihargai 6,5 dolar Singapura. "Siapa yang tidak hijau mata," katanya. Ia mengatakan 18 kapal perang bersiaga di perairan Nusantara. Menurut Denny, kini para penyelundup rela berputar-putar menghindari kapal AL yang beroperasi. Para pengekspor pasir ilegal berputar sampai ke ujung barat dan timur Singapura untuk memasukkan tambang galian C itu. "Mereka tidak lagi ambil jalan lurus langsung ke Singapura," katanya. Untuk itu, kata Denny, seluruh personel disiagakan dan operasi tidak akan dihentikan. Penjagaan juga dilakukan pesawat untuk memantau pergerakan kapal pengangkut pasir. "Apalagi banyak celah masuk Singapura," katanya. Menurut Denny, selat-selat pulau kecil terus dipantau karena dicurigai menjadi pintu masuk kapal pembawa galian C ilegal itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007