"Jangan ditanya lagi, tentunya Indonesia sekarang berduka sekali dan kehilangan putra terbaiknya di bidang bahasa yang saat ini telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya," kata Ceu Popong saat melayat jenazah JS Badudu di Masjid Al Jihad Universitas Padjadjaran (Unpad) Kota Bandung, Minggu.
Ia menuturkan secara objektif hampir semua orang mengakui bahwa selama hidupnya almarhum JS Badudu telah memberikan kontribusi besar terhadap bidang kebahasaan, khususnya Bahasa Indonesia.
"Beliau sudah banyak berbuat kepada orang-orang itu yang terpenting." Dan, menurut pendapat Ceu Popong, makna kehidupan seseorang itu bukan panjang umurnya, tapi seberapa banyak ia telah berperan dalam masyarakat dan profesinya.
Oleh karena itu, lanjut dia, sebagai orang yang sama-sama berkecimpung di bidang pendidikan maka sudah sepatutnya jika bangsa ini menghargai jasa-jasa JS Badudu.
"Beliau adalah orang yang patut kita hargai. Tentunya Indonesia kehilangan karena tidak banyak pakar Bahasa Indonesia terbaik," ujarnya.
Dirinya juga mengkritisi kondisi masyarakat saat ini, khususnya generasi muda yang lebih bangga menggunakan bahasa asing daripada Bahasa Indonesia.
"Sekarang kondisi memprihatinkan masyarakat lebih menghargai bahasa asing daripada Bahasa Indonesia. Boleh kita bisa atau menguasai bahasa asing tapi jangan lupakan bahasa kita sendiri," katanya.
Ia menyontohkan, larangan untuk tidak merokok di tempat umum, hotel dan rumah makan kebanyakan ditulis dalam Bahasa Inggris "No Smoking".
"Harusnya Dilarang Merokok baru ditulis No Smoking" ujar Ceu Popong.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016