"Ojek roda tiga, Difa City Tour and Transport, semua dioperasionalkan para kaum difabel, sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan perekonomian mereka," kata Triyono di Sleman, Jumat.
Menurut dia, awalnya para difabel di Yogyakarta ingin masuk menjadi operator atau pengemudi salah satu jasa ojek dalam jaringan yang ada di Yogyakarta.
"Namun saat penyandang difabel tersebut menghubungi pihak managemen, ternyata diperoleh jawaban bahwa perusahaan tidak bisa menerima karena dinilai tidak sesuai dengan standar pengemudi ojek," katanya.
Ia mengatakan, atas jawaban tersebut dirinya kemudian mencoba mencari solusi dengan membuat sistem ojek sendiri. Guna membiayai sistem tersebut, dia berkeliling meminta bantuan tanggung jawab sosial perusahaan.
"Namun selama ini bantuan yang biasanya diberikan kepada difabel, biasanya hanya bersifat sesaat. Tanpa memikirkan fungsi, bantuan dapat menjadi alat untuk mencari pendapatan. Saya berkeliling keluar masuk perusahaan untuk mencari bantuan, saya ingin bantuan yang berikan bukan untuk sesaat, tetapi berguna untuk mencari pendapatan teman-teman difabel," katanya.
Triyono mengatakan, setelah mendapat bantuan CSR, dirinya kemudian merancang model kendaraan ojek roda tiga yang nyaman dan aman bagi penumpang maupun pengemudinya.
"Setelah saya dapat rancangannya dan menemukan bengkel yang bisa membuat, kami langsung membuat 20 unit ojek roda tiga. Semuanya gratis untuk teman-teman difabel yang ingin menjadi pengemudi ojek," katanya.
Ia mengatakan, sampai saat ini dirinya masih mencari sponsor untuk menambah armada. Sebab jumlah kaum difabel di Yogyakarta ada ribuan, namun saat ini baru tersedia 20 ojek roda tiga. Sehingga masih banyak yang menunggu untuk mendapatkan armada.
"Yang sudah ada dan mulai berjalan sekarang 20 armada, masih banyak yang antri menunggu. Saya masih mencari lagi sponsor jadi nanti logo perusahaan bisa dipasang di ojek dan jaket," katanya.
Dari 20 armada ojek roda tiga ini, kata dia, sudah mulai beroperasi di Yogyakarta sejak 2015. Tarif setiap penggunaan Ojek Difa ditentukan oleh jauh atau dekat jarak yang ditempuh.
"Kami menggunakan sistem jauh dekat, nego. Jadi ada komunikasi aktif antara pengemudi dengan penumpang. Intinya bisa buat bensin dan tidak rugi," katanya.
Ia mengatakan, Ojek Difa merupakan ojek roda tiga satu-satunya di Indonesia bahkan dunia.
"Kami harapkan munculnya Difa bisa menginspirasi para difabel di kota-kota yang lain untuk melakukan hal yang sama, sehingga diabel bisa mendapat penghasilan yang lebih besar dari sebelumnya," katanya.
Pewarta: Victorianus Pranyoto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016