Jakarta (ANTARA News) - Anjloknya bursa global telah menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) ditutup turun tajam 3,48 persen untuk berada di level 1.600, Senin. IHSG ditutup turun 61,199 poin menjadi 1.698,820 dan indeks LQ45 melemah 13,707 poin atau 3,68 persen ke posisi 358,313. Analis Riset PT BNI Securities Fendi Susianto kepada ANTARA News mengatakan penurunan indeks karena pengaruh penurunan bursa global. "Bursa Eropa dan Asia hampir semuanya mengalami penurunan, dan ini yang mebuat pasar kita turun tajam," jelasnya. Menurut Fendi, anjloknya bursa global ini bermuara dari bursa As yang dipicu oleh kekhawatiran terhadap resisi perekonomian AS. "Kondisi ini sebenarnya pertarungan antara mantan gubernur bank sentral AS Alan Greenspan dan gubernur bank sentral AS Ben Bernanke, dimana Alan memprediksikan perekonomian AS akan mengalami resesi," tambahnya. Dengan prediksi Alan Greenspan ini telah membuat para investor melakukan aksi jual dan pengaruhnya menyebar luas ke hampir pasar global. Sebenarnya, lanjut Fendi, sentimen dalam negeri banyak yang positif seperti perkiraan berlanjutnya penurunan BI-rate serta sentimen positif dari beberapa emiten yang menunjukkan kinerja yang membaik. "Sentimen positif dalam negeri tak dapat membendung pengaruh global," tegas Fendi. Pengarug global ini telah membuat perdagangan BEJ didominasi saham yang turun mencapai 181 jenis dibanding yang naik hanya 10 dan 25 tak bergerak harganya. Penurunan indeks dipimpin oleh saham-saham berkapital besar seperti saham Telkom (TLKM), Tambang Timah (TINS), Bank Mandiri (BMRI), Aneka Tambang (ANTM) dan Perusahaan Gas Negara (PGAS). Saham TLKM terkoreksi Rp350 menjadi Rp9.000, TINS melemah Rp950 ke posisi Rp9.450, BMRI melorot Rp100 di harga Rp2.250, ANTM anjlok Rp600 ke level Rp8.850 dan PGAS tergelincir Rp400 menjadi Rp8.500.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007