Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat pagi bergerak melemah sebesar 40 poin menjadi Rp13.092 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.052 per dolar AS.
"Mata uang dolar AS bergerak menguat menguat terhadap mayoritas mata uang dunia pascadata menunjukkan jumlah klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat.
Ariston Tjendra mengemukakan Departemen Tenaga Kerja AS menyampaikan jumlah orang yang mengajukan aplikasi untuk mendapatkan tunjangan pengangguran baru berkurang sebanyak 18.000 menjadi 259.000 dalam pekan yang berakhir 5 Maret 2016. Angka tersebut lebih baik dibandingkan perkiraan penurunan menjadi 275.000.
Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang terbilang masih berada di level rendah seiring dengan persediaan yang masih melimpah, masih akan membayangi kinerja mata uang dunia.
Ariston menambahkan bank sentral Eropa yang tidak memiliki ruang untuk memangkas suku bunganya, walaupun masih ada pilihan stimulus lainnya masih ditanggapi negatif investor pasar uang.
"Pesan dari ECB itu membuat imbal hasil obligasi di pasar negara-negara berkembang cenderung tertahan, kondisi itu mempengaruhi laju mata uang rupiah," katanya.
Sementara itu, analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan bahwa ruang nilai tukar rupiah berbalik menguat terhadap dolar AS masih terbuka menyusul fundamental ekonomi Indonesia yang cenderung mengalami perbaikan pada tahun ini.
"Aliran dana asing yang mengalir masuk ke dalam negeri juga stabil sesuai dengan fundamental ekonomi," kata Lukman Leong.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016