Bekasi (ANTARA News) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menilai situasi kependudukan di wilayah setempat semakin heterogen sehingga masyarakat diimbau untuk mengedepankan sikap toleransi.
"Komposisi warga semakin beragam, ditambah dengan perbedaan dalam hal kepercayaan, sikap-sikap intoleran sudah sewajarnya dikesampingkan. Sikap toleran atas berbagai perbedaan itu yang semestinya dikedepankan," kata Wali Kota Rahmat Effendi di Bekasi, Rabu.
Hal itu dikatakan Rahmat menyikapi usia Kota Bekasi yang akan menginjak 19 tahun pada 10 Maret 2016.
Dia mengatakan, Kota Bekasi saat ini dihuni sekitar 2,4 juta jiwa yang berlatar belakang multietnis, warga asal Jawa saat ini mendominasi dengan total 33 persen.
Adapun suku Betawi yang merupakan warga asli Kota Bekasi saat ini tinggal tersisa 28 persen dan kemudian disusul oleh suku Sunda sebanyak 18 persen.
Situasi itu terjadi akibat letak kawasan yang bersebelahan dengan ibukota Jakarta sehingga arus urbanisasi di lokasi itu cukup besar.
Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu mengatakan, warga Kota Bekasi sudah seharusnya hidup harmonis sesuai visi Ihsan yang berkorelasi dengan nilai-nilai religiusitas.
"Antarwarga yang memiliki perbedaan latar belakang juga kepercayaan, masing-masing pihak jangan sampai memunculkan hal-hal yang bisa memantik perselisihan," katanya.
Dia mengimbau masyarakat untuk menghindari sikap anarkis yang berujung pada pecahnya konflik horisontal dan menghancurkan hasil-hasil pembangunan yang sudah dicapai selama ini.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016