Kami masih ada aset tanah yang masih bisa digunakan"

Malang (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Malang, Jawa Timur, tahun ini menerima aliran dana dari bagi hasil cukai dan tembakau sebesar Rp38 miliar yang akan digunakan untuk peningkatan kesehatan pasien akibat dampak rokok.

Direktur RSUD Kota Malang, Rohana, di Malang Rabu mengatakan dana bagi hasil cukai dan tembakau (DBHCT) itu nanti akan digunakan untuk membangun gedung baru yang lokasinya masih satu area dengan RSUD.

"Kami masih ada aset tanah yang masih bisa digunakan," katanya.

Namun, lanjutnya, dirinya tidak yakin anggaran sebesar Rp38 miliar itu bisa terpakai tahun ini, karena hingga sekarang rencana detailnya (DED) untuk pembangunan gedung itu belum selesai. Kalau untuk tahun ini tidak memungkinkan, gedung tersebut akan dibangun tahun depan.

Apalagi, kata Rohana, saat ini RSUD masih fokus melakukan berbagai pembenahan agar pada 1 April mendatang bisa "grand launching" dan segala fasilitas untuk rawat inap sudah tuntas, sebab pada awal April mendatang juga ditargetkan sudah bisa menerima pasien rawat inap.

Ia mengakui saat ini RSUD masih menerima pasien rawat jalan di poli-poli yang ada, belum efektif menerima pasien rawat inap karena nota kesepahaman (MoU) kerja sama RSUD dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belum tuntas.

Menyinggung minimnya jumlah pasien yang berobat ke RSUD sejak dilakukan "soft launching" pertengahan Februari lalu, Rohana mengaku karena sebagian pasien rawat jalan lebih memilih ke puskesmas terdekat. Setiap hari, RSUD masih menerima pasien tak kurang dari 10 orang.

Nantinya, ujarnya, RSUD Kota Malang memang menjadi rumah sakit rujukan untuk rawat inap dan sekarang baru melayani pasien rawat jalan yang berobat ke poli, itupun tidak optimal karena warga masih memilih ke puskesmas.

Selain masih melayani rawat jalan saja, RSUD tersebut juga masih dihadapkan pada masalah ketersediaan obat karena belum lengkap. Pihak RSUD beberapa kali melakukan lelang, namun selalu gagal. Oleh karena itu, saat ini siasati dengan e-catalog, itu bisa mengatasi kebuntuan lelang obat selama ini.

"Harapan kami, awal April nanti sudah selesai semuanya. RSUD bisa menerima pasien rawat inap dan kerja sama dengan BPJS Kesehatan juga sudah terealisasi agar layanan kepada masyarakat bisa benar-benar optimal. Setelah semua beres, kami baru memikirkan pembangunan gedung baru untuk pasien korban dampak rokok," ucapnya.

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016