"Diperkirakan karena kondisi yang tiba-tiba menjadi redup, satwa-satwa itu kaget sehingga hanya berdiam saja. Biasanya selalu terdengar suara satwa bersahutan, dan burung merpati berkeliaran," kata Kurator TMSBK Bukittinggi, Ira, di Bukittinggi, Rabu.
Ia mengatakan karena satwa yang hanya berdiam tersebut membuat suasana di TMSBK menjadi lebih hening daripada suasana pagi hari biasanya.
"Namun pada umumnya, berdasarkan hasil pantauan, perilaku satwa tidak terpengaruh oleh gerhana matahari pagi tadi," ujarnya.
Menurutnya satwa-satwa tersebut sudah terbiasa dengan kondisi cuaca di Bukittinggi yang sering mendung sehingga tidak terlalu sensitif ketika kondisi meredup.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang Rahmat Triyono, menginformasikan bahwa gerhana Matahari total melintasi 12 provinsi di Indonesia.
Provinsi yang dilintasi gerhana matahari total yakni Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Pewarta: Eko Fajri
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016