"Di Jambi gerhana matahari memang tidak sampai 100 persen, di masing-masing wilayah di Jambi juga berbeda-beda. Tapi rata-rata ketertutupan matahari di atas 98 persen," kata Prakirawan BMKG Stasiun Jambi, Octa, di Jambi, Rabu siang.
Dia menjelaskan, proses gerhana Matahari di daerah Jambi lebih terlihat di Kabupaten Sarolangun karena wilayah tersebut berbatasan langsung dengan Provinsi Sumsel.
"Di Kabupaten Sarolangun dan sekitarnya memang gelap saat gerhana mendekati total. Namun di daerah timur Jambi khususnya di Kabupaten Muarojambi hanya gelap redup," katanya menjelaskan.
Pengamatan proses gerhana Matahari total (GMT) yang digelar pemerintah Jambi dipusatkan di dua tempat. Yakni di Kecamatan Singkut Sarolangun dan di Candi Muarojambi, Kabupaten Muarojambi.
Di Sarolangun, pengamatan dipusatkan di tepian Ancol Sarolangun yang disaksikan Wakil Gubernur Jambi Fachrori Umar, bersama Bupati Sarolangun Cek Endra.
Di Kabupaten itu sejak pagi pukul 07.10 WIB mulai gelap dan puncaknya pukul 07.20 WIB. Kemudian berangsur terang hingga gerhana berakhir pada pukul 07.30 WIB.
Sementara lokasi pengamatan di Candi Muarojambi dipenuhi ribuan warga mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua. Warga terlihat antusias melihat proses alam itu.
Di lokasi pengamatan kejadian langka itu juga dihadiri Gubernur Jambi Zumi Zola Zulkifli, yang tampak serius mengamati proses gerhana Matahari.
Namun, di Candi Muarojambi, Matahari tidak tertutup penuh, suasana pun hanya redup seperti saat sore hari pukul 18.00. Meski begitu, warga sepertinya puas dengan pemandangan itu, bahkan banyak dari mereka yang mengabadikan momen langka itu.
Pewarta: Dodi Saputra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016