Maba, Maluku Utara, (ANTARA News) - Titik pengamatan Gerhana Matahari Total (GMT) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan The National Aeronautics and Space Administration (NASA) di Alun-alun Jiko Mobon tertutup awan.
Berdasarkan pantauan Antara di Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara, Rabu, awan mendung sedikit tebal menutupi langit di atas Alun-alun Jiko Mobon tempat LAPAN dan NASA melakukan pengamatan.
"Kami tetap menunggu, semoga angin cukup bersahabat menggeser awan," kata peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN Emanuel Sungging di lokasi pengamatan.
Awan tampak merata menutupi sebagian besar wilayah Maba sejak pukul 07.00 WIT. Pada pukul 09.00 WIT hujan dengan intensitas ringan hingga sedang mulai mengguyur lokasi pengamatan.
Para peneliti dari dua badan antariksa tetap berada di lokasi mengamankan peralatan pengamatan dari guyuran hujan. Sebelumnya tenda hingga payung telah dipersiapkan untuk mengantisipasi datangnya hujan.
Tepat pukul 09.20 WIT hujan mulai reda dan gerhana matahari spasial (sebagian) mulai tampak dari lokasi pengamatan di Alun-alun Jiko Mobon. Masyarakat yang ikut menunggu GMT di lokasi berteriak girang melihat cahaya matahari mulai terlihat.
Sebelumnya sejak pada pukul 07.00 WIT Festival Gerhana digelar di Pantai Sangaji, dihadiri Bupati Halmahera Timur Rudi Irawan. Berbagai tarian daerah dipentaskan seperti tari Lalayo yang biasa dipentaskan saat menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
Tari Cokayeba juga dipentaskan di hadapan Bupati dan masyarakat Maba yang hadir di Pantai Sangaji. Sebanyak empat orang penari menggunakan topeng berukuran cukup besar menari dengan diiringi musik tradisional.
Puluhan wisatawan asing turut hadir menikmati atraksi budaya yang dipersembahkan untuk menyambut GMT 2016 di Pantai Sangaji. Beberapa diantarnya datang khusus ke Indonesia untuk menyaksikan gerhana sambil berwisata di kawasan timur Indonesia.
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016