"Memang Sumatera Barat dan Padang ikut mengalami gerhana matahari total dan sebagian, tapi kami tidak tahu lokasi pas melihatnya jadi melihat televisi lebih baik," kata Andika Putra (30) di Padang, Rabu.
Dia beralasan memilih menonton siaran langsung televisi karena dapat menyaksikan lebih lengkap karena hampir semua stasiun televisi menyiarkan langsung fenomena langka itu, baik stasiun tv nasional maupun lokal.
"Dari televisi hampir semua daerah yang dilewati gerhana bisa disaksikan, meski tidak perlu melihat langsung," katanya.
Warga lain Endi Marlina, memilih menonton gerhana matahari dari televisi karena memang tidak memiliki waktu untuk sengaja menonton langsung, selain itu lokasi tempat untuk yang tepat menonton dia mengakui tidak mengetahuinya.
"Saya menjual lontong dan jajanan lainnya itu harus dilakukan pagi hari, tidak ada waktu untuk menonton gerhana matahari, setidaknya tahu dari tv," katanya.
Mawi Ibrahim (62) juga mengaku menonton gerhana matahari total untuk mengukur shalat gerhana karena emantau langsung tidak akan bisa mengukur kapan harus shalat gerhana.
"Dengan melihat tv tentu dapat mengukur shalat saat bulan mulai memasuki ruangan cahaya matahari," ujar pensiunan pegawai Badan Usaha Milik Negara ini.
Sedangkan Devina (12) mengaku menonton gerhana matahari dari televisi karena mendapat tugas dari sekolah untuk mengamati gerhana dan mencatatnya dalam buku.
Menurutnya jika memantau langsung lokasinya jauh di Mentawai dan Silaut, sedangkan di Padang tidak mengetahui lokasi tepat gerhana.
Saat bersamaan di beberapa mesjid dan Mushala di Padang melakukan shalat gerhana.
Sebelumnya walikota Padang Mahyeldi Ansharullah telah mengimbau warga untuk shalat gerhana.
Pewarta: M. R. Denya Utama
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016