Sampit, Kalteng, (ANTARA News) - Ratusan umat Islam di Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, mengikuti shalat kusuf atau gerhana matahari meski kota ini masih diguyur hujan deras.
"Kita tetap laksanakan shalat meski hari masih hujan," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kotawaringin Timur, H Samsudin sebelum pelaksanaan shalat kusuf di Sampit, Rabu.
Shalat kusuf dilaksanakan di masjid Al Madinatul Madinatul Mubaroqah atau lebih dikenal dengan sebutan Masjid Kota. Shalat di masjid yang berjarak hanya sekitar 10 meter dari ikon kota patung jelawat ini dipimpin Ketua Majelis Ulama Indonesia Kotawaringin Timur, KH Abdul Hadi Riduan. Shalat dilaksanakan pukul 06:30 WIB.
Gerhana matahari total di Sampit diperkirakan terjadi mulai pukul 06:23 WIB. Puncak gerhana diperkirakan terjadi pukul 07:27 dengan durasi selama 2,08 menit dan gerhana berakhir pada pukul 08:44 WIB.
Hujan dikhawatirkan akan membuat rangkaian acara yang disiapkan akan terganggu. Usai shalat kusuf, acara diisi dengan pertunjukan tari tradisional yang menampilkan tari pesisir dan tari pedalaman. Acara ini dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dengan menggandeng sejumlah kelompok tari.
Di lokasi yang sama, tepatnya di bagian pojok Pujasera, panitia menggelar wisata jajanan tradisional. Sambil menyaksikan fenomena gerhana matahari total, pengunjung juga bisa merasakan beragama jajanan tradisional Kotawaringin Timur yang belum tentu bisa dijajakan pedagang setiap hari. Untuk kue tradisional yang disiapkan pemerintah daerah akan dibagikan gratis namun jumlahnya terbatas, sedangkan kuliner yang dijual pedagang dijajakan sesuai harga yang ditetapkan pedagang.
Bagi yang hobi fotografi, foto-foto eksotik detik-detik gerhana matahari total bisa diikutkan dalam lomba foto. Lomba ini dilaksanakan salah satu media massa lokal yang bekerjasama dengan pemerintah daerah.
Pewarta: Norjani
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016