"Sebanyak 26.225 sambungan rumah tangga (SR) di antaranya sudah beroperasi awal Maret 2016," kata Vice Presdient Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro kepada pers di Jakarta, Selasa.
Wianda mengatakan jaringan gas (jargas) yang sudah beroperasi itu tersebar di enam kota di Tanah Air, yaitu Prabumulih, Sumatera Selatan sebanyak 4.650 SR, Jambi sebanyak 4.000 SR, dan Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan sebanyak 4.172 SR.
Selain itu, jargas kota Pertamina juga terdapat di Bulungan, Kalimantan Timur sebanyak 3.300 SR; Sidoarjo, Jawa Timur 6.154 SR; dan Bekasi, Jawa Barat 3.949 SR.
"Total investasi untuk pengembangan jaringan gas di enam kota tersebut hampir mencapai Rp500 miliar," katanya.
Menurut Wianda, tahun ini Pertamina mendapat penugasan dari pemerintah untuk mengembangkan jaringan gas kota di enam wilayah sebanyak 23.158 SR.
Konstruksi pipa untuk delapan wilayah jaringan gas rumah tangga itu dibangun sejak 2012 hingga 2015 dengan target operasi mulai kuartal II 2016 hingga kuartal IV 2016.
Jargas kota tahun ini yang ditargetkan beroperasi berada di Lhokseumawe dan Lhok Sukon, Aceh sebanyak 3.997 dan 3.923 SR, Pekanbaru 3.713 SR, Subang 4.000 SR, Ogan Ilir di Sumatera Selatan 3.725 SR, dan Sidoarjo 3.800 SR, jelas Wianda.
Pertamina juga tengah melakukan konstruksi jaringan gas kota untuk tiga kota, yaitu Prabumilih, Balikpapan, dan Cilegon. Total jumlah sambungan rumah tangga untuk tiga kota tersebut mencapai 50 ribu SR, terdiri atas Prabumulih 42 ribu SR, Balikpapan 4.000 SR, dan Cilegon 4.000 SR.
"Target operasi jargas di tiga kota ini tahun depan," katanya.
Selain mengoperasikan jargas kota, menurut Wianda, Pertamina tahun ini juga membangun 53 unit stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG). Pada Kamis (3/3) pekan lalu, proyek infrastruktur gas bumi yang dibangun Pertamina sebagai bagian dari penugasan pemerintah diresmikan.
Proyek tersebut secara keseluruhan berupa 18 unit SPBG, dua lokasi Jaringan Gas, dan lima unit Grass Transportation Module (GTM) dengan nilai anggaran Rp2,1 triliun.
Ibrahim Hasyim, Ketua Alumni Akademi Migas, mengatakan pengembangan jargas kota akan sangat sulit jika hanya mengandalkan dana APBN yang terbatas. Untuk itu, pemerintah bisa memberikan insentif ke badan usaha agar mau membangun jaringan gas.
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016