Lokasi itu menjadi tempat Festival Seni Ritual Dunia yang akan berlangsung bertepatan dengan GMT (Gerhana Matahari Total,"Palu (ANTARA News) - Lokasi paralayang di Desa Wayu, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sejak beberapa hari terakhir ini mulai dipadati wisatawan mancanegara dari berbagai negara di Eropa dan Amerika untuk menyaksikan gerhana matahari total dan festival budaya.
"Lokasi itu menjadi tempat Festival Seni Ritual Dunia yang akan berlangsung bertepatan dengan GMT (Gerhana Matahari Total," kata Bahar Umar, pengurus Pengda FASI Sulteng di Palu, Senin.
Ia mengatakan dalam beberapa hari mejelang GMT, wisatawan dalam maupun luar negeri yang datang ke lokasi itu terus meningkat dan sekarang jumlahnya sudah ratusan orang.
Kebanyakan wisatawan tersebut membuat tenda untuk tempat mereka beristrirahat dan tidur di sekitar lokasi.
Penduduk setempat, kata Bahar, juga menyediakan rumah mereka untuk para wisatawan yang akan hadir baik untuk ikut serta dalam festival maupun hanya khusus datang menyaksikan langsung fenomena alam GMT.
Sejumlah wisatawan mengaku merasa nyaman berada di lokasi itu karena udara cukup sejuk karena berada pada ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut dan memiliki pemandangan yang indah ke Kota Palu yang terletak di Teluk Palu itu.
Dalam meramaikan festival, rencananya jika tidak ada aral melintang, sejumlah atlet paralayang akan melakukan atraksi terbang melayang di udara.
Jika kondisi cuaca mendukung yakni tiupan angin memadai, beberapa atlet nasional dan atlet yunior asal Sulteng akan terbang pada 9 Maret 2016 dari Pegunungan Matantimali dan akan mendarat di Desa Pakuli, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, tepatnya di lokasi pengamatan GMT lainnya.
"Mudah-mudahan saja tidak ada halangan cuaca sehingga bisa terlaksana," kata Bahar.
Kegiatan itu semata-mata dilakukan hanya untuk memeriahkan pelaksanaan festival seni ritual dunia yang dilaksanakan bekerja sama dengan Pemkab Sigi itu.
Pegunungan Matantimali merupakan salah satu lokasi paralayang terbagus di dunia. Nyatanya sudah beberapa kali kejuaraan internasional paralayang dilaksanakan di lokasi itu.
Pewarta: Anas Masa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016