Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah tengah melakukan pembicaraan guna mengalihkan sebagian penjualan gas alam cair (liquified natural gas/LNG) dari Lapangan Tangguh, Papua, yang diperuntukkan ke West Coast, Amerika Serikat, ke Jepang. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin, mengatakan pihaknya juga tengah melakukan pembicaraan untuk meningkatkan harga LNG ke Korea Selatan. "Dengan kedua asumsi itu, maka harga rata-rata LNG Tangguh menjadi 5,6 dolar AS per MMBTU (juta British thermal unit)," katanya, dalam jawaban tertulisnya ke Komisi VII DPR. Proyek LNG Tangguh senilai 6,5 miliar dolar AS dimiliki konsorsium perusahaan multinasional asal Inggris, BP. Kilang berkapasitas 7,4 juta ton per tahun dibangun dalam dua "train." Hasil produksi kilang LNG Tangguh dijual ke West Coast (AS) 3,7 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 5,94 dolar per MMBTU dan kepada dua perusahaan asal Korea, yakni SK Power (Korea) sebanyak 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 3,7 dolar per MMBTU serta Posco (Korea) 0,55 juta ton per tahun selama 20 tahun dengan harga 3,36 dolar per MMBTU. Selain itu, LNG Tangguh juga dijual ke Fujian (China) sebanyak 2,6 juta ton per tahun selama 25 tahun dengan harga 3,35 dolar AS per juta British thermal unit (MMBTU). Sesuai rencana, proyek "train" pertama Kilang Tangguh dijadwalkan selesai pada kuartal keempat 2008 dan "train" kedua pada kuartal pertama 2009. Hingga kini, proyek pembangunan kilang LNG Tangguh sudah rampung 70 persen. Pendanaan proyek Tangguh senilai 6,5 miliar dolar AS terdiri dari tiga miliar dolar AS berupa modal sendiri dan 3,5 miliar dolar AS berupa pinjaman. Sebanyak 2,616 miliar dolar AS dari pinjaman tersebut sudah ditandatangani pada 1 Agustus 2006. Pinjaman itu berasal dari JBIC 1,2 miliar dolar, ADB 350 juta dolar, dan komersial bank 1,066 miliar dolar. Sedang, sisanya sebanyak 884 juta dolar AS tengah diupayakan berasal dari perbankan China dengan target persetujuan akhir pada April 2007. Total cadangan terbukti di Tangguh mencapai 14,4 triliun kaki kubik dan cadangan belum terbukti 23,7 triliun kaki kubik. Selain BP yang menguasai 37,16 persen, proyek Tangguh juga dimiliki CNOOC 16,99 persen, MI Berau BV 16,3 persen, Nippon Oil Exploration Ltd 12,23 persen, KG Berau/KG Wiriagar 10 persen dan LNG Japan Corporation 7,35 persen. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007