Mota Ain, NTT (ANTARA News) - Pasukan Penjaga Keamanan PBB (International Security Force-ISF) di Timor Leste pimpinan Australia dalam satu penyergapan di Distrik Same, bisa menewaskan empat anggota kelompok bersenjata Alfredo Reinado, sementara sang pemimpin bisa melarikan diri dalam kondisi terluka. Sumber ANTARA di Dili, Senin, menyatakan keempat anggota kelompok Renaldo itu tewas di tempat akibat diterjang peluru pasukan PBB dalam serangan yang terjadi pada Minggu dinihari (4/3). Sejak beberapa hari terakhir, kelompok itu memang telah diintai dan dikepung oleh pasukan PBB itu. "Akan tetapi, Renaldo yang terluka bisa melarikan diri ke satu tempat. Baik pemerintah Timor Leste dan Australia yang memimpin penyergapan itu sangat berhati-hati dalam hal ini karena Renaldo terlanjur dianggap pahlawan oleh sementara rakyat di sisi barat Timor Leste," kata sumber itu. Penyergapan terhadap kelompok Reinado, seorang mayor CPM Angkatan Bersenjata Timor Leste dan bekas perwira marinir negara itu, dilakukan Pasukan Pengamanan Internasional (ISF) pimpinan Australia setelah Presiden Kay Ralla Xanana Gusmao memberikan perintah pelaksanaan operasi militer penangkapan itu. Setelah operasi itu direstui pemerintah Timor Leste, disusunlah satu rencana penyergapan yang melibatkan berbagai persenjataan canggih, di antaranya helikopter dengan kemampuan lihat malam (infra red and thermal night vision looking ability) karena serangan itu berlindung di balik pekat malam. Ditangkap hidup-hidup Namun begitu, Xanana menekankan agar Renaldo ditangkap hidup-hidup. Beberapa pihak di Dili menilai keinginan Xanana soal Renaldo itu karena posisi politis Renaldo di mata masyarakat, terutama di Timor Leste sebelah barat, telah begitu tinggi sehingga jika dia sampai tewas, bisa mengobarkan pemberontakan sipil atas pemerintahan yang sah di sana. Sumber di Dili mengungkapkan saat ini masyarakat Same sedang resah dan ketakutan karena khawatir serangan militer itu berimbas pada mereka. "Mereka banyak berlarian ke gunung-gunung menyelamatkan diri," katanya. AFP dari Dili sebagaimana dikutip BBC, menyatakan dalam serangan itu, tidak satu pun tentara Australia yang terluka apalagi tewas. "Keempat korban tewas itu terjadi karena mereka dinilai telah membahayakan jiwa semua anggota ISF itu," kata juru bicara militer Australia yang dikutip AFP itu. Terkait perkembangan terkini tentang Reinado itu, kepada pers di Dili, Gusmao menyatakan "ISF tetap akan memburu dia. Jika dia menyerahkan diri maka negara akan memperlakukan dia secara baik". Sementara itu Reinado, kepada BBC, menegaskan "Lebih baik mati ketimbang menyerah namun masih terbuka peluang negosiasi". Menyikapi hal itu, Komandan Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan RI-RDTL, Letnan Kolonel Infantri Hotman Hutahaean, menyatakan "Yang penting bagi kita jangan sampai kerusuhan disana merembes ke sini. Tetapi kalau Reinado dan kelompoknnya sampai melintas masuk, ya kami tangkap dan diproses sesuai hukum berlaku". Sejak beberapa bulan ini kondisi di Timor Leste cenderung tidak menggembirakan di berbagai segi, mulai dari aspek politik, ekonomi, dan budaya. Hal itu juga dipicu dari perselisihan antara masyarakat Timor Leste yang berasal dari sisi barat negara itu dengan saudaranya dari sisi timur. Keadaan itu semakin memburuk manakala terjadi pengangguran dalam jumlah besar di seluruh negara itu sementara basis perekonomian makronya yang mematok kurs mata uang secara tetap terhadap dolar AS, juga berada dalam kondisi kritis. Sejumlah realita ini diduga akan menjadi menu utama para kandidat presiden dalam putaran kampanye pemilihan presiden di negara itu, yang akan tiba dalam beberapa hari ini. Dijadualkan, pada pertengahan April nanti, akan terpilih presiden baru menggantikan Gusmao yang telah menyatakan tidak berselera lagi meneruskan kepemimpinannya. (*)

Copyright © ANTARA 2007