Sidoarjo (ANTARA News)- Para korban semburan lumpur Lapindo, terutama warga Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) I, Senin (5/3), melakukan tiga aktivitas yang intinya menuntut kejelasan nasib mereka, terutama ganti rugi rumah mereka yang terendam lumpur. Aksi pertama, sebagian pengunjuk rasa berangkat dengan bus ke Jakarta dengan difasilitasi Komisi E DPRD Jatim untuk bertemu Komisi VII DPR yang selanjutnya berdialog dengan Menko Kesra, Aburizal Bakrie -- Ical -- yang juga pemilik Lapindo Brantas Inc. Aksi lainnya, yaitu demo simpatik di Pendopo Kabupaten Sidoarjo dengan membagi-bagikan bunga dan brosur dan aksi ketiga memasang tenda sambil membentangkan spanduk sekitar tepi tanggul dan jalan Raya Porong. Spanduk dibentang antara lain tertulis "Stop Aktivitas Lapindo" dan "Selesaikan Cash and Carry". Selain tiga aktivitas demo tersebut, sebagian warga Perum TAS I juga melakukan aksi dengan caranya sendiri, yaitu mengajak keluarganya "rekreasi" di sekitar tanggul, menyaksikan semburan lumpur yang menenggelamkan rumah mereka. Semua aksi dimulai dari lokasi pengungsian Pasar Baru Porong (PBP) yang selama ini menjadi "tempat tinggal" korban semburan lumpur Lapindo. Kasatlantas Polres Sidoarjo, AKP Andi Julianto, saat dikonfirmasi mengenai hal itu, mengemukakan bahwa hingga kini (pukul 10.00 WIB), semua aksi yang dilakukan warga korban lumpur, baik yang "berekreasi" di tanggul lumpur maupun berorasi dan demo di pendopo masih berjalan tertib. "Ini sesuai janji warga korban lumpur, yaitu melakukan aksi damai dan simpatik dengan meninggalkan cara seperti aksi sebelumnya, yaitu dengan menutup beberapa akses jalan masuk Sidoarjo," ucapnya. Menurut dia, yang perlu diwaspadai pada 8 Maret mendatang, seiring dengan berakhirnya tugas Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo (PSLS). Informasi tang berhasil dihimpun menyebutkan warga korban lumpur akan melakukan aksi tutup jalan kembali, bila kejelasan ganti rugi maupun nasib mereka belum dipastikan oleh pemerintah pusat maupun Lapindo. Arus lalu lintas sekitar lokasi aksi warga korban lumpur itu, belum begitu terganggu, karena masih bisa dilalui walaupun laju kendaraan merambat. (*)
Copyright © ANTARA 2007