Baghdad (ANTARA News) - Tiga lagi tentara Amerika Serikat tewas di Irak, kata tentara hari Minggu, memperbaharui laporan sebelumnya. Seorang Anggota Marinir Amerika Serikat tewas dalam pertempuran hari Sabtu di propinsi Anbar, Irak barat, sehari sesudah seorang anggota Marinir dan seorang pelaut tewas di daerah sama. Tak ada rincian tentang kejadian itu. Kematian tersebut menjadikan 3.169 tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan balatentara gabungan pimpinan negara adidaya itu pada Maret 2003, kata hitungan AFP berdasarkan atas angka Pentagon. Bom jalanan hari Jumat menewaskan dua tentara Amerika Serikat dan seorang penerjemah saat mereka meronda Bagdad, kata tentara. Pasukan Amerika Serikat dan Irak ikut dalam "Gerakan Penegakan Hukum", tekanan sangat besar untuk memadamkan kekerasan aliran di ibukota Irak tersebut. Pernyataan itu tidak menyebutkan kebangsaan jurubahasa tersebut, tapi pernyataan tentara Amerika Serikat kemudian menyebutnya berkebangsaan Irak. Satu tentara lain Amerika Serikat cedera akibat ledakan itu, yang menghantam peronda dengan tugas membersihkan bom jalanan dari jalan utama. Kematian itu menjadikan 3.163 tentara Amerika Serikat tewas di Irak sejak serbuan gabungan pimpinan negara adidaya itu pada Maret 2003, kata hitungan kantor berita Prancis AFP berdasarkan atas angka Pentagon, sementara kantor berita Inggris Reuters menunjukkan yang tewas berjumlah 3.166 orang. Sebelumnya, tentara melaporkan bahwa seorang anggota marinir Amerika Serikat tewas hari Rabu di Irak barat. Seorang anggota Marinir Amerika Serikat tewas di propinsi Anbar, Irak barat, kata tentara hari Jumat. Marinir itu tewas dalam pertempuran hari Rabu, kata sumber tersebut tanpa merinci. Propinsi berpenduduk sebagian besar Sunni itu merupakan satu dari banyak daerah panas di Irak dan pertempuran di sana merenggut banyak nyawa warga Irak dan Amerika Serikat sehari-hari. Anbar merupakan kubu utama pejuang Arab Sunni, yang memerangi balatentara Amerika Serikat dan pemerintah pimpinan Syiah Perdana Menteri Nuri Maliki. Itu merupakan wilayah paling mematikan di Irak bagi balatentara Amerika Serikat. Presiden Amerika Serikat George W Bush mengirim sekitar 4.000 tentara tambahan ke propinsi itu untuk meningkatkan usaha menghancurkan perlawanan tak kenal menyerah pejuan Irak tersebut. Satu helikopter intai Amerika Serikat "mendarat keras" di Irak utara hari Kamis dan laporan awal menyatakan penyebabnya kerusakan mesin, bukan tembakan musuh, kata tentara dalam pernyataannya. Dua pilot helikopter Angkatan Darat Amerika Serikat OH-58 Kiowa itu cedera dan sudah diungsikan ke sarana perawatan tentara di Kirkuk, tambah pernyataan tersebut. Pendaratan keras secara umum menggambarkan pendaratan darurat, tapi bukan kecelakaan, dan kejadian itu dalam penyelidikan, kata pernyataan tersebut. Pemberontak menembak jatuh sembilan helikopter sejak 20 Januari di Irak, menewaskan 28 orang, sebagian besar tentara. Tujuh dari helikopter itu adalah pesawat tentara Amerika Serikat dan dua milik perusahaan swasta keamanan Amerika Serikat. Rangkaian serangan berhasil atas helikopter meningkatkan pertanyaan tentang apakah pemberontak memakai siasat baru, seperti, mengaji pola penerbangan pesawat itu. Tentara Amerika Serikat di Irak memunyai enam bulan untuk menciptakan ketertiban atau akan menghadapi keruntuhan "bergaya Vietnam", yang memaksanya mundur secara terhina, kata koran Inggris hari Kamis mengutip laporan penasehat puncak, yang bekerja untuk Jenderal David Petraeus, panglima Amerika Serikat di Baghdad. (*)

Copyright © ANTARA 2007