Malang (ANTARA News) - Penyampaian materi sosialisasi Empat Pilar MPR dan mata kuliah umum perguruan tinggi harus dikemas menarik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan animasi, kata Rektor Universitas Brawijaya, Muhammad Bisri.
"Materi dikemas sedemikian rupa. Sebab, ketika diberi materi sosialisasi banyak peserta yang tidak konsentrasi dan tidur karena penyampaian yang tidak menarik," katanya dalam Pelatihan untuk Pelatih Empat Pilar MPR di Malang, Sabtu.
Menurut Bisri, sosialisasi ini sangat penting untuk menanamkan rasa cinta Tanah Air, namun, pada kenyataannya, penanaman wawasan kebangsaan cukup berat, khususnya di kalangan mahasiswa. "Wawasan kebangsaan di kalangan mahasiswa semakin merosot. Semakin lama bertambah surut. Mereka lebih asyik bermain IT," ujarnya.
Bisri memberi contoh banyak hal aneh yang dilakukan mahasiswa seperti menyelenggarakan seminar LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender).
"Saya larang seminar itu. Saya malah mendapat petisi dari ratusan mahasiswa, tapi tetap saya larang. Ada lagi mahasiswa yang memakai lambang palu arit. Belum lagi soal asusila dan paham atau ideologi lain, katanya.
Untuk kembali memiliki rasa cinta Tanah Air, lanjutnya, perlu penyampaian sosialisasi Empat Pilar dan materi MKU di perguruan tinggi dengan cara yang menarik. "Teknologi dalam penyampaian materi sosialisasi itu perlu diperbaiki," kata Bisri.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016