Jakarta (ANTARA News) - PT Lapindo Brantas Inc menyiapkan dana Rp500 miliar sebagai uang muka pembelian tanah dan bangunan warga yang menjadi korban semburan lumpur Sidoarjo.
Juru Bicara Tim Nasional (Timnas) Penanggulangan Semburan Lumpur di Sidoarjo Rudi Novrianto mengatakan di di Jakarta, Minggu, uang muka tersebut dijadwalkan mulai dibayarkan awal Maret ini.
"Kami siap merealisasikan pembayaran uang muka sesuai dengan kesepakatan yang telah dicapai," katanya.
Ia mengatakan, uang muka Rp499 miliar itu merupakan 20 persen dari total dana yang disiapkan guna membeli lahan dan bangunan warga yang mencapai Rp2,5 triliun.
Dana tersebut direncanakan untuk membeli lahan pertanian seluas 377,7 hektar senilai Rp435,24 miliar, perumahan seluas 109 hektar senilai Rp1,09 triliun dan 63,5 hektar bangunan senilai Rp952,5 miliar.
Rudy mengungkapkan, pembayaran uang muka tersebut akan diberikan kepada warga yang mempunyai bukti hak atas tanah dan bangunan tersebut.
Kepastian hak itu penting, lanjutnya, guna menghindari terjadinya sengketa kepemilikan lahan di kemudian hari.
Rudy menambahkan, hingga kini pihaknya terus berupaya menyelesaikan dampak langsung lumpur yang hingga kini terus menyembur itu.
Dalam rapat koordinasi evaluasi penanggulangan semburan lumpur pada 27 Desember 2006 telah disepakati Lapindo menyiapkan dana sebesar 140 juta dolar AS.
Dana itu akan digunakan untuk menutup semburan lumpur dengan biaya 80,52 juta dolar AS, penanganan permukaan 47,325 juta dolar AS dan penanganan sosial 12,152 juta dolar AS.
Dari anggaran 140 juta dolar tersebut per 5 Februari lalu telah dikeluarkan 95 juta dolar AS.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengungkapkan, pemerintah segera memutuskan penanangan relokasi infrastruktur di Porong akan tetap ditangani Timnas dengan beban Lapindo atau dibentuk badan atau otorita khusus dengan beban pemerintah dan Lapindo.
Menurut dia, pemerintah juga telah merampungkan Rancangan Teknis Rinci (Detail Engineering Design/DED) relokasi infrastruktur tersebut.
Dalam DED tersebut telah disiapkan untuk memindahkan ruas jalan tol, arteri Porong, rel kereta api, jaringan pipa gas, air minum, dan listrik dalam suatu paket sepanjang 11 kilometer dengan lebar 100 meter.
Djoko menargetkan, pekerjaan relokasi infrastruktur itu dapat dituntaskan dalam waktu setahun.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007