Baghdad (ANTARA News) - Seorang wartawan ditembak mati didekat rumahnya di sebuah perkampungan Sunni di Baghdad barat, Minggu, kata para tetangga dan rekan-rekan di suratkabarnya. Mereka mengatakan Mohan al Dhaher, seorang redaktur senior suratkabar independen Al Mashriq, baru saja meninggalkan rumahnya untuk pergi ke tempat kerjanya ketika pria-pria bersenjata dalam dua kendaraan menariknya dan berusaha menculiknya. Ketika Dhaher melawan, pria-pria bersenjata itu menembak mati dia, kata mereka. Dhaher, yang berusia 50 tahun, memiliki isteri dengan empat anak, kata para tetangganya seperti dikutip Reuters. Jenazah seorang wartawan lainnya Jamal al Zubeidi, pemimpin redaksi suratkabar Al Safeer, ditemukan pekan lalu di satu daerah Syiah Baghdad, kata satu asosiasi wartawan lokal. Dikatakannya Zubeidi diculik 24 Februari dari Baghdad tengah. Irak adalah sebuah negara di mana paling banyak wartawan yang tewas tahun 2005, yaitu 32 orang, kata Komite Untuk Perlindungan Wartawan. Sementara itu pasukan AS menangkap tiga orang yang dicurigai sebagai anggota kelompok perlawanan dan mencederai seorang wanita yang berada dekat lokasi itu dalam satu penyerbuan ke sebuah amsjid di Baghdad, Minggu, kata seorang jurubicara militer. Tentara AS tidak biasa memasuki masjid-masjid karena kuatir melanggar kepekaan agama. Dalam sebagian besar kasua pasukan keamanan Irak digunakan untuk menggeledah tempat=tempat ibadah, sementara tentara AS tetap berada di luar. Tapi jurubicara AS Letkol Chris Garver mengatakan serangan hari Minggu itu dilakukan karena seorang "tersangka teror" yang terlibat bagi pemasokan senjata dan bom ke kelompok garis keras diketahui berada di dalam masjid itu. Sasaran itu dan dua rekannya ditangkap.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007