New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS melemah terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis (Jumat pagi WIB), karena investor menunggu laporan ketenakerjaan AS Februari untuk sinyal tentang kenaikan suku bunga Federal Reserve mendatang.
Para analis menyalahkan aksi ambil untung untuk beberapa penurunan greenback, sementara sejumlah data ekonomi AS, termasuk kenaikan pesanan pabrik dan pelambatan di sektor jasa yang lebih lemah dari perkiraan, mendukung gagasan bahwa ekonomi berada pada jalur pertumbuhan yang stabil.
Dolar diperdagangkan pada 1,0957 dolar AS per euro sekitar pukul 22.00 GMT, turun dari 1,0865 dolar AS pada waktu yang sama Rabu.
"Dolar, yang mencapai perdagangan-tertimbang tertinggi satu bulan kemarin, diuntungkan minggu ini dari laporan ekonomi AS yang sebagian besar positif, membantu meredakan kekhawatiran tentang resesi menjulang di ekonomi nomor satu dunia," kata Omer Esiner dari Commonwealth Foreign Exchange.
Laporan ketenagakerjaan Februari pada Jumat adalah bagian paling penting dari berita ekonomi dalam kalender minggu ini. Analis memperkirakan lapangan pekerjaan bertambah 190.000 dan tingkat pengangguran bertahan tidak berubah pada 4,9 persen.
Unit kebijakan The Fed, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), diperkirakan tidak akan menaikkan suku bunga acuan federal fund pada pertemuan kebijakan 15-16 Maret, setelah menaikkannya dari tingkat terendah tujuh tahun mendekati nol pada Desember.
Tetapi, David Song analis mata uang di DailyFX, mengatakan bahwa jika data ketenagkerjaan menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan upah "sulit", itu "mungkin mendorong FOMC untuk menerapkan biaya pinjaman yang lebih tinggi selama beberapa bulan mendatang karena Ketua Janet Yellen tetap yakin akan mencapai target infalsi 2,0 persen", demikian seperti dikutip dari AFP.
(Uu.A026)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016