Jakarta (ANTARA News) - Indonesian National Shipowners Association (INSA) mengimbau para anggotanya untuk berhati-hati saat melintasi jalur Samudera Hindia, meskipun peringatan terjadinya gelombang tsunami telah dicabut akibat gempa berkekuatan 7,8 skala Ritcher (SR) di barat daya Kepulauan Mentawai, Sumbar.
"Kami mengimbau semua anggota untuk meningkatkan kewaspadaan saat melalui lintasan tersebut, sebab dikhawatirkan akan terjadi gempa susulan di sekitar Samudera Hindia mengingat awal gempa pada Rabu (2/3) malam cukup besar," kata Ketua Umum INSA, Carmelita Hartoto dalam keterangan tertulis, Kamis.
Sebagai tanda kewaspadaanm Carmelita meminta semua anggota untuk terus memintau melalui alat komunkasi kapal, Radio Operasi Pantai dan memperbahui setiap saat peringatan yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan dengan Maklumat Pelayaran ataupun informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Ia juga meminta anggotanya seandainya ada peringatan dini terjadinya gempa susulan diharapkan kapal dapat mengubah jalur lintasan, hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
"Berdasarkan informasi dari BMKG yang kami peroleh memang gempa yang terjadi sekitar 636 kilometer dari bibir pantai Mentawai tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal, namun untuk menghindari bahaya yang terjadi kami harapkan para anggota dapat meningkatkan kewaspadaan," tuturnya.
Seperti yang disampaikan oleh BMKG bahwa Gempa bumi susulan kembali terjadi pukul 07.10 WIB, Kamis pagi dengan lokasi gempa berada di 4.58 LS - 94.56 BT, atau sekitar 598 km Barat Daya Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa yang berkekuatan 5,8 SR ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer dan idak ada peringatan tsunami akibat gempa ini.
Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 7,8 SR mengguncang Kepulauan Mentawai, Rabu (2/3) pukul 19.49 WIB.
Gempa tersebut sempat menimbulkan potensi tsunami, meski pada akhirnya peringatan tsunami tersebut dicabut pada pukul 22.34 WIB.
Meski warga sempat panik, namun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016