Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan penilaian tebar pesona yang ditujukan padanya hanyalah seni politik dan masukan positif.
"Saya keliling ke daerah-daerah memastikan jajaran pemerintahan melaksanakan tugasnya, berdialog dengan rakyat untuk mengetahui masalah, dan menyelesaikan yang bisa diselesaikan. Meskipun sebagian pihak mengatakan tebar pesona," kata Presiden.
"Tapi itu ndak apa-apa. Itu seninya politik, kita harus menerima itu. Anggaplah itu pemacu supaya semangat lebih baik dan menjadi masukan yang positif," kata Presiden dalam penutupan Silaturahmi Nasional Anggota Legislatif Partai Demokrat di Hotel Sahid, Minggu.
Presiden menjelaskan bahwa kunjungannya ke berbagai pelosok Indonesia adalah untuk melaksanakan tugas selaku kepala pemerintahan, termasuk melakukan supervisi.
Oleh karena itu, Presiden membantah jika Presiden tidak pernah turun untuk mengetahui secara langsung permasalahan dan yang diinginkan rakyat.
"Kita ingin pendidikan makin gratis, murah. Kesehatan makin berkualitas, mudah, dan murah. Obat-obatan yang bisa diturunkan harganya, diturunkan sehingga dapat terjangkau oleh rakyat," ujarnya.
Presiden yang menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat juga meminta kepada seluruh kader Demokrat dan seluruh masyarakat mulai dari DPR, eksekutif atau sesama masyarakat luas untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama beras.
"Sikap Presiden jelas. Harga beras harus terjangkau, karena kalau terlalu mahal rakyat kita tidak bisa membelinya. Harga harus pas, stabil, dan melindungi petani yang menghasilkan beras," katanya.
Presiden menjelaskan produksi beras harus terus naik, seiring kenaikan jumlah penduduk tiap tahun yang pertumbuhannya 1,3 persen dari 220 juta.
"Manakala ada kekurangan beras, ya kita tambah stok. Kalau produksi lebih, maka bisa ekspor," katanya.
Seluruh fungsionaris yang berada di tingkat pusat dan daerah, tambah Presiden, harus terus melakukan komunikasi sosial dan komunikasi politik dengan menggunakan bahasa yang gamblang dan mudah dimengerti oleh rakyat.
Oleh karena itu, komunikasi itu diharapkan tidak hanya sekali, tapi terus menerus karena banyak program yang belum diketahui oleh rakyat atas dasar jutaan SMS yang diterima Presiden sejak dua tahun lalu.
"Ketika rakyat tidak jelas, munculkan bagaimana yang sesungguhnya. Jelaskan secara benar dengan fakta. Katakan juga yang belum dicapai dan kita minta maaf. Jangan berbohong, katakan dengan jujur," kata Presiden Yudhoyono. (*)
Copyright © ANTARA 2007