Jakarta (ANTARA News) - Indonesia berpeluang menjadi basis produksi elektronik digital, menyusul kian banyaknya produsen elektronik dunia yang sudah melakukan investasi di negeri ini memulai perakitan barang elektronik dengan teknologi canggih, seperti televisi LCD. "Perakitan merupakan tahap awal menuju pengembangan industrinya yang lebih memiliki nilai tambah lagi," kata Ketua Umum Gabungan Elektronik Indonesia (GABEL), Rachmat Gobel, di Jakarta, Minggu. Ia mengatakan masuknya perakitan TV LCD oleh sejumlah produsen elektronik dunia seperti Panasonic, LG, dan Sharp, merupakan petanda Indonesia memiliki peluang untuk menjadi basis produksi untuk barang elektronik yang lebih canggih dan menjadi tren di masa mendatang. "Pemerintah harus menyikapi peluang itu dengan kebijakan dan insentif yang mampu mendorong masuk investasi baru bagi pengembangan industri elektronik digital tersebut," katanya. Rachmat yang juga Dirut PT Panasonic Gobel Indonesia (PGI) mengatakan pengembangan industri elektronik digital membutuhkan investasi yang sangat besar. Karena itu dibutuhkan dukungan kebijakan dan insentif yang menarik investor. "Saya yakin kalau insentif yang dibuat menarik para investor tersebut, maka perakitan yang selama ini dilakukan bisa berubah menjadi pengembangan industri yang melibatkan juga pengembangan industri komponennya sehingga nilai tambahnya makin besar," ujarnya. Dengan demikian, Indonesia, kata dia, tidak hanya menjadi basis produksi untuk pasar domestik untuk TV LCD dan produk berbasis digital lainnya, tapi juga menjadi basis produksi untuk ekspor. "Jadi dukungan yang kuat dari pemerintah untuk menumbuhkan pasar produk digital di dalam negeri juga dibutuhkan karena tren pasar dunia juga ke sana, agar Indonesia meraih peluang jadi basis produksi elektronik digital," katanya. Ia mengatakan selama ini sebenarnya kalangan investor, terutama yang sudah ada di dalam negeri, sangat mengharapkan tindakan cepat pemerintah dan DPR merealisasikan undang-undang investasi. "Investor terus memantau kebijakan pemerintah dan menaruh harapan pada penyelesaian undang-undang investasi yang diyakini akan membawa perubahan untuk mendorong investasi. Itu yang haru segera diwujudkan," ujar Rachmat, yang juga merupakan Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Industri Teknologi dan Kelautan. Menurut dia, segala upaya harus dikerahkan pemerintah dan DPR untuk menyelesaikan Undang-Undang Investasi tersebut tahun ini agar bisa membawa gairah investor lebih besar lagi menanamkan investasi khususnya di bidang elektronik. "Tahun ini pemerintah menargetkan ekspor barang elektronik naik sekitar 10 persen dan untuk mewujudkan kenaikan ekspor itu butuh tambahan investasi, yang seharusnya diarahkan penambahannya pada produk yang memiliki nilai tambah tinggi," kata Rachmat. Berdasarkan data Ditjen Industri Alat Transportasi dan Telematika (IATT) Deperin, ekspor produk elektronika pada 2006 mencapai 6,9 miliar dolar AS dan tahun 2007 ditargetkan mencapai sekitar 7,1 miliar dolar. Pada 2006, total investasi industri elektronika mencapai Rp374 miliar dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 231.800 orang dan pada 2007 ditargetkan investasi naik menjadi Rp411,5miliar dengan total tenaga kerja yang terserap ke sektor itu naik menjadi 232.043 orang. Sedangkan utilisasinya naik dari 70 menjadi 72 persen. (*)
Copyright © ANTARA 2007