Palembang (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bandara harus terkoneksi dengan moda transportasi lain untuk mengatasi masalah kemacetan.

"Harus ada koneksi antara moda angkutan udara dengan moda lainnya seperti kereta api, tidak mungkin memberi akses masuk ke semua mobil pribadi," kata Presiden saat meninjau proyek kereta ringan (LRT) Jakabaring-Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang, Kamis.

Presiden menyebutkan penyediaan moda transportasi lain di bandara seperti kereta api merupakan visi jangka panjang termasuk di Kota Palembang.

Lebih lanjut Presiden menjelaskan riwayat pengerjaan Proyek LRT itu.

"Pada September 2015 Gubernur Sumsel sampaikan di Palembang sebagian macet sehingga diusulkan dari kota ke bandara ada LRT, saya setuju," kata Presiden.

Kemudian disetujui bahwa pendanaan dan konstruksi oleh pemerintah pusat sementara pemerintah daerah menyediakan lahannya.

"Kemudian keluar Perpres, dengan catatan LRT dalam jangka pendek untuk mendukung penyelenggaraan Asian Game 2018, dan jangka panjang dibutuhkan karena semua kota besar sudah macet," katanya.

Presiden berharap pembangunan LRT Palembang sudah selesai sebelum penyelenggaraan Asian Games 2018.

"Anggaran yang dibutuhkan Rp7 triliun, tanggung jawab daerah bertanggung jawab sediakan lahan," katanya.

Jokowi menyebutkan dirinya melakukan peninjauan ke lapangan untuk mengetahui masalah yang muncul dalam pengerjaan Proyek. "Kalau kecil selesaikan sendiri, kalau besar ke pusat, tapi di sini tidak ada masalah besar," kata Presiden dalam acara yang dihadiri Seskab Pramono Anung, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Gubernur Sumsel Alex Nurdin.

Sementara itu Menhub Ignasius Jonan menjelaskan pembangunan LRT Palembang sudah dimulai sejak empat bulan lalu dengan pemancangan tiang oleh PT Waskita Karya.

"Kita coba selesaikan sebelum Asian Games, 2018 sudah bisa uji coba, dengan model stasiun dirancang modern," kata Menhub.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016