Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 2,57 poin (0,30 persen) menjadi 850,92.
"Sejumlah katalis positif dari dalam negeri dan eksternal menjadi salah satu yang menopang IHSG untuk melanjutkan penguatan," kata Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, mata uang rupiah yang bergerak stabil terhadap dolar AS serta Bank Indonesia yang optimis laju inflasi tahun 2016 di bawah 4 persen menjadi salah sentimen positif bagi IHSG BEI.
Dari eksternal, lanjut dia, spekulasi pemerintah Tiongkok akan mengumumkan langkah-langkah untuk meningkatkan pertumbuhan berhasil menopang bursa saham di kawasan Asia, termasuk IHSG BEI. Investor mengabaikan Moody's Investor Service yang menurunkan outlook peringkat kredit Tiongkok dari stabil menjadi negatif.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa kesepakatan yang dicapai oleh Rusia dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk menurunkan produksi berpotensi mengangkat harga minyak mentah dan menjadi katalis positif.
Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo mengatakan bahwa sejumlah data mengenai kinerja emiten tahun buku 2015 yang bervariasi dapat menahan laju indeks BEI lebih tinggi.
"Sentimen yang relatif bervariasi maka posisi spekulatif sepertinya akan terjadi di pasar terutama pada saham-saham sektor komoditas setelah harga minyak dunia cenderung menguat," katanya.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 28,83 poin (0,14 persen) ke level 20.032,32, dan indeks Nikkei menguat 182,52 poin (1,09 persen) ke level 16.929,07, Straits Times menguat 55,90 poin (2,05 persen) ke posisi 2.782,86.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016