Padang (ANTARA News) - Ribuan warga Padang, Sumatera Barat yang memadati beberapa tempat berdataran lebih tinggi guna mengantisipasi tsunami akibat gempa 7,8 skala Richter di Mentawai, menjelang dinihari tadi sudah berangsur kembali ke rumahnya masing-masing.
Menurut pantauan Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Zilva Yoga, sejak pukul 23.30 Selasa malam, warga yang mengungsi di Limau Manis mulai meninggalkan kampus dan bergerak ke arah bawah, Kota Padang.
Pergerakan pulang warga ini mulai terjadi saat adanya pengumuman pencabutan peringatan dini tsunami oleh BMKG.
Hingga saat ini di kampus Unand masih tersisa beberapa warga dan anak muda.
Dia menambahkan bahwa untuk membantu para pengungsi pihaknya telah mengerahkan 20 personel dan berkoordinasi dengan satpam, kepolisian, dan BPBD kota.
Saat ini satuan pengaman tersebut telah dibubarkan dan kondisi di kampus Unand dinyatakan kondusif.
Di lokasi lain yakni Indarung, seorang warga bernama Syukri melaporkan sudah tidak terjadi lagi kemacetan kendaraan di daerah itu.
Di Jalan Ulu Gadut yang sejak Selasa malam penuh dengan kendaraan pengungsi, sekarang juga berangsur sepi dan sudah normal kembali. Tampak ada beberapa kendaraan yang bergerak turun kembali ke Kota Padang.
Sementara itu, seorang pengungsi bernama Floruci Tri Septari lebih memilih bertahan di lokasi berdataran lebih tinggi hingga pagi.
Sebelumnya, Badan Metereologi dan Geofisika Sumatera Barat telah mencabut peringatan dini bahaya tsunami tepat satu jam setelah gempa 7,8 Skala Richter melanda perairan Mentawai dan sekitarnya.
Bersamaan dengan itu Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melalui siaran persnya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik dalam menanggapi isu bencana tersebut.
Pewarta: M R Denya Utama
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016