Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Meskipun peringatan dini tsunami menyusul gempa 7,8 skala Richter telah dicabut, sebagian masyarakat di pesisir pantai Kecamatan Mereubo, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh telah mengungsi pada Rabu malam.
Koordinator SAR Pos Meulaboh, Rahmad Kenedy, di Meulaboh pada Rabu malam mengatakan masyarakat yang mengungsi hanyalah mereka yang panik setelah dikeluarkannya peringatan dini.
"Beberapa warga di Suak Indra Puri sempat panik padahal tidak terasa gempa, karena memang ada isu-isu ada perubahan air laut, tapi begitu kita cek memantau ke pantai ternyata tidak ada," katanya.
Sempat beredar isu terjadi gelombang pasang cukup deras sehingga membuat warga panik, namun setelah SAR mengecek ternyata itu tidak ada.
Setelah peringatan dini tsunami dicabut, unsur Badan Pananggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah keluar berpatroli dan menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak panik meskipun tetap harus waspada.
Di Aceh Barat yang memiliki dua alarm sirine tsunami tidak berbunyi saat gempa berkekuatan 7,8 pada skala Ricghter menguncang Provinsi Sumatera Barat karena alarm tersebut dikendalikan oleh BPBD secara manual.
"Sirine tsunami kita di sini tidak berbunyi saat gempa, meski itu singkron dengan daerah TKP, itu dikendalikan oleh instansi terkait dan masih disingkronkan secara manual, apalagi status peringatan dini tsunami sudah dicabut," katanya.
Setelah BMKG mencabut peringatan dini tsunami BPBD Aceh Barat berpatroli menyampaikan imbauan kepada masyarakat untuk tidak panik dan kembali ke rumah masing-masing.
Pewarta: Anwar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016