... sudah hampir 45 tahun sejak OKI berdiri secara resmi pada 1971, penyelesaian Palestina belum mendapatkan kemajuan berarti, bahkan Israel brutal...Jakarta (ANTARA News) - Pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi, berharap KTT Luar Biasa OKI hendaknya tidak menjadi ajang seremonial saja tetapi harus dapat menghasilkan keputusan kongkret dalam merealisasikan kemerdekaan Palestina.
"Katakanlah KTT ini akan melahirkan Deklarasi Jakarta maka deklarasi itu harus dapat segera diimplementasikan dan didukung penuh para anggota OKI," katanya, di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, persoalan Palestina itu sangat serius yang harus diselesaikan secara adil. Oleh karena itu, semua anggota OKI bertanggung jawab moral membantu pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.
Eksistensi OKI itu, katanya, akan dilihat dari keberhasilannya dalam merealisasikan kemerdekaan palestina karena OKI sendiri dibentuk awalnya adalah sebagai respons terhadap pengrusakan Israel terhadap Masjid Palestina.
"Masjidil Aqsha akan terus terancam keberadaannya selama Palestina tidak diberi hak untuk menentukan nasib sendiri termasuk hak untuk menjaga Masjidil Aqsha," ujar dosen Fakultas Ilmu Budaya UI itu.
Machmudi mengatakan, sudah hampir 45 tahun sejak OKI berdiri secara resmi pada 1971, penyelesaian Palestina belum mendapatkan kemajuan berarti, bahkan Israel brutal melakukan pendudukan terhadap wilayah Palestina.
Karena itu, katanya, sudah saatnya Indonesia menunjukkan peran pentingnya di dunia Islam dengan mendorong deklarasi baru yang benar-benar memberikan solusi kongkret terhadap persoalan Palestina terutama dalam melindungi Masjidil Aqsha.
Dia berpendapat, dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah KTT Luar Biasa OKI bukanlah kebetulan tetapi kepercayaan besar kepada bangsa Indonesia agar berkontribusi secara optimal dalam menyelesaikan persoalan-persoalan di dunia Islam.
Indonesia berencana membuka Konsulat Kehormatan di Palestina pada Maret ini.
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016