London, (ANTARA News) - Harga minyak kembali naik di atas 50 dolar AS per barel, Selasa, karena pasar energi terguncang oleh kekacauan pasokan gas di seluruh Eropa, dimana dingin yang menggigit meningkatkan permintaan.
AFP melaporkan, harga minyak Laut Utara, Brent, untuk pengiriman Februari melonjak 1,11 dolar menjadi 50,73 dolar per barel di perdagangan terakhir di London's InterContinental Exchange.
Selasa pagi, harga itu mencapai 52,21 dolar -- level tertinggi sejak 1 Desember 2008.
Sementara itu, kontrak utama minyak jenis "light sweet crude" di New York untuk pengiriman Februari naik 24 sen menjadi 49,05 dolar per barel, setelah perdagangan harian mencapai puncaknya di 50,47 dolar.
"Rusia melanjutkan "permainan kerasnya" mengenai pasokan gas, kata analis Petromatrix, Olivier Jakob.
Uni Eropa (UE), Selasa, dengan keras menegaskan pemangkasan pasokan gas alam cair ke Eropa sebagai "sama sekali tidak dapat diterima" akibat dari perang harga energi antara Rusia dan Ukraina.
"Situasi ini sama sekali tidak dapat diterima," menurut pernyataan dari presiden UE yang saat ini dijabat Republlik Czech dan eksekutif blok ekonomi itu, Komisi Eropa.
Rusia memangkas pasokan untuk Eropa yang melalui Ukraina sebagai balasan dengan dalih Ukraina mencuri gas mereka.
Ukraina menolak mematikan pipa pemindah gas Rusia dan menuduh Moskow yang justru mengalami krisis permesinan.
Harga minyak dunia, Senin, sudah naik tajam karena konflik Plestina-Israel yang makin intensif dan produsen utama minyak mentah Iran mengatakan OPEC akan menyelenggarakan pertemuan khusus bulan depan.
Harga berjangka minyak mentah mengalami kenaikan selama pekan lalu karena konflik di Jalur Gaza yang meningkatkan ketegangan di kawasan utama produsen minyak, Timur Tengah.
"Konflik di Gaza bukan ancaman terhadap pasokan langsung minyak, namun rusaknya sisi kemanusiaan selanjutnya secara intensif dapat berbalik menjadi berdampak tidak langsung terhadap pasokan minyak," tambah Jakob.
Sementara itu, Perwailan Iran di OPEC, Mohammad Ali Khatibi, Senin, mengatakan bahwa organisasi produsen minyak itu akan menyelenggarakan pertemuan luar biasa di Kuwait, Februari.
OPEC yang 12 negara anggotanya memproduksi sekitar 40 persen minyak dunia, bulan lalu setuju memangkas produksi sebesar 2,2 juta barel per hari dalam rangka mengangkat harga minyak mentah.
Harga minyak dunia turun sekitar 54 persen pada 2008 karena melambannya perekonomian dunia yang menggeret turun permintaan energi di semester kedua tahun itu.
Di semester pertama, harga berjangka minyak mentah meroket ke rekor tertinggi di atas 147 dolar per barel pada Juli karena kekhawatiran mengenai rusaknya pasokan.
Menjelang akhir 2008, harga anjlok sampai di bawah 33 dolar -- terendah dalam empat setengah tahun.
Minyak mentah mulai 2008 bergerak di atas 100 dolar untuk pertama kalinya karena kalangan "trader" khawatir mengenai kerusuhan di negara eksporter minyak Nigeria dan masalah pasokan di pasar utama energi, AS.
Berlanjutnya ketegangan geopolitik kemudian membuat harga minyak melonjak di atas 120, 130, dan 140 dolar untuk mencapai tingkat tertinggi dalam sejarah.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2009