Periode Februari 2016 yang mengalami deflasi memberikan sentimen positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Rabu pagi bergerak menguat sebesar 36 poin menjadi Rp13.310 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.346 per dolar AS.
"Periode Februari 2016 yang mengalami deflasi memberikan sentimen positif bagi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada di Jakarta, Rabu.
Kemarin (Selasa, 1/3), Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-Februari 2016 tercatat 0,42 persen dan inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,42 persen.
Rilis data ekonomi tersebut, lanjut dia, menunjukan adanya perbaikan sentimen di pasar keuangan domestik, pelaku pasar kembali memproyeksikan Bank Indonesia akan kembali melakukan pelonggaran kebijakan moneter dalam rangka membantu upaya pemulihan ekonomi domestik.
Di sisi lain, ia menambahkan bahwa harga minyak mentah dunia yang bergerak stabil menambah sentimen positif bagi mata uang komoditas, salah satunya rupiah.
Terpantau, harga minyak mentah jenis WTI Crude pada Rabu pagi ini, berada di level 33,97 dolar AS per barel. Sementara minyak mentah jenis Brent Crude di posisi 36,64 dolar AS per barel.
Vice President Research and Analysis Valbury Asia Securities Nico Omer Jonckheere menambahkan bahwa siklus deflasi diperkirakan berlanjut hingga Mei 2016, karena dalam beberapa bulan ke depan akan masuk musim panen.
"Laju inflasi yang terjaga di level rendah mengapresiasi rupiah, karena Bank Indonesia berpotensi kembali memangkas suku bunga acuan. Apresiasi rupiah juga dikarenakan oleh capital inflow melalui lelang surat utang negara (SUN)," paparnya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016