Kendari (ANTARA News) - Ribuan orang menyambut kedatangan Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) "non aktif" Ali Mazi di Bandara Wolter Mongisidi Kendari yang tiba dari Jakarta, Sabtu. Hasil pemantauan dilaporkan bahwa simpatisan Ali Mazi yang juga Ketua DPD I Partai Golongan Karya menumpang puluhan kendaraan roda empat dan ratusan kendaraan roda dua. Ali Mazi yang turun dari pesawat didampingi istrinya, Ny. Agista Ariani Ali Mazi disambut dengan tarian Linda lengkap pakairan adat Buton. Massa mengenakan beragam atribut, antara lain seragam organisasi masyarakat (Ormas) Pemuda Pancasila, mengenakan pengikat kepala berwarna kuning yang bertuliskan Ali Mazi. Massa Pemuda Pancasila dipimpin ketua Majelis Pimpinan Wilayah (MPW), Hasan Mbou. Juga, ada spanduk ukuran besar bertuliskan keluarga besar masyarakat Buton menyambut kedatangan Ali Mazi. Dari Bandara Wolter Mongisidi, massa yang konvoi dengan tertib tanpa pengawalan aparat langsung ke Rujab Gubernur Sultra. Ali Mazi di hadapan simpatisan menyampaikan terima kasih atas sambutan yang dilakukan secara spontanitas. "Spontanitas warga menyambut saya bukan hal yang salah karena sampai saat ini saya masih Gubernur Sultra. Daerah ini dapat dibangun atas kebersamaan seluruh lapisan masyarakat, bukan kemampuan seorang Ali Mazi," katanya. Tanpa dukungan seluruh lapisan masyarakat mustahil program pembangunan daerah ini terwujud. Saya hanya dirahmati oleh Allah menjadi gubernur untuk menahkodai dan mengatur tata pemerintah sehingga terencana dengan baik, kata Ali Mazi. Turut mendampingi Ali Mazi saat berbicara dihadapan ratusan simpatisannya, antara lain Ketua DPRD Konawe, Abdul Samad, anggota DPRD Sultra, Hoesein Efendy (PPP), Laode Halami dan Hasan Mbou (Golkar). Seorang simpatisan, Tamrin mengatakan, ikut menjemput Ali Mazi karena dinilai sukses membangun daerah ini dalam kurun waktu empat tahun. "Untung Ali Mazi berani mengambil kebijakan sehingga Sultra memiliki bandara yang layak. Bandara lama sudah tidak layak sehingga beralasan kalau masih dipilih pada Pilgub mendatang," kata Tamrin.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007