Kupang (ANTARA News) - Sedikitnya 34 orang dilaporkan tewas tertimbun tanah longsor di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), akibat hujan deras yang terus mengguyur wilayah di bagian barat Pulau Flores itu sejak 1 Maret lalu. Gubernur NTT, Piet Alexander Tallo, SH, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Kupang, Sabtu, membenarkan hal itu, dan mengatakan bahwa ia sudah menerima laporan dari Bupati Manggarai, Drs Christian Rotok mengenai bencana tersebut. Bencana tanah longsor itu, menurut Rotok, melanda Kampung Wotok Desa Riung, Kampung Perak dan Dusun Gapong, dan Kecamatan Cibal. Dalam peristiwa itu sebanyak 34 orang dinyatakan tewas, namun sampai Sabtu (3/3) pukul 13.00 Wita, baru 12 orang jenasah yang ditemukan, selebihnya masih tertimbun tanah dan sedang dalam proses pencarian oleh tim SAR. Bencana tanah longsor juga melanda Dusun Golo Gega, Desa Goreng Meni, Kecamatan Lamba Leda, Manggarai, yang mengakibatkan 11 unit rumah tertimbun tanah bersama penghuninya yang belum diketahui nasibnya. Tanah longsor juga melanda Dusun Ketang, Desa Tengku Leda yang mengakibatkan sembilan unit rumah rusak berat. Belum diketahui ada tidaknya korban jiwa dalam peristiwa di wilayah itu. Wilayah lainnya di Kabupaten Manggarai yang dilanda bencana tanah longsor yakni Kelurahan Golo Wangkung dan Desa Compang Wunis serta Desa Buar, Kecamatan Poco Ranaka serta Kampung Rembong, Desa Dimpong, Kecamatan Riung. Juga belum diketahui korban jiwa dalam peristiwa di dua wilayah itu, namun 12 unit rumah dipastikan rusak parah. Bencana tanah longsor juga menimpa Kecamatan Kota Komba, Manggarai, yang mengakibatkan tiga titik ruas jalan rusak parah. Khusus di Kecamatan Reok, guyuran hujan deras memicu gelombang pasang sungai Waebesi hingga air meluap ke badan jalan setinggi satu meter. Terjadi kerusakan ruas jalan di 20 titik, jalan jurusan Ruteng-Reo putus total. Hingga berita ini diturunkan, sebagian besar wilayah Kabupaten Manggarai masih diguyur hujan deras. (*)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007