Copenhagen (ANTARA News) - Polisi di Copenhagen menggunakan gas airmata guna membubarkan protes oleh sebanyak 1.000 pemuda dan menahan 20 orang Sabtu pagi, guna menghindari kemungkinan malam kedua kerusuhan sehubungan dengan pengusiran paksa tunawisma.
Pengunjuk rasa, banyak di antara mereka berusia belasana tahun, marah terhadap penyerbuan Kamis fajar guna mengusir tunawisma dari Ungdomshuset, tempat perlindungan pemberontak, preman dan tunawisma sejak 1980-an, ketika kota Copenhagen memberi kelompok itu izin untuk pindah ke pusat arena pemuda.
Polisi bergerak sekitar pukul 01:00 waktu setempat (07:00 WIB) karena khawatir protes kembali tak terkendali "sementara sebagian pengunjuk rasa mulai mengambil batu dan melemparkan bom botol", kata jurubicara kepolisian Copenhagen Flemming Steen Munch.
Personil polisi telah bertuas sepanjang hari Jumat, berpatroli di daerah rusuh Noerrebro dan Christianshavn, tempat 217 orang ditangkap Kamis, setelah aktivis bentrok dengan polisi.
Dua unjuk rasa yang memperoleh izin direncanakan diadakan di Copenhagen, Sabtu, kata Steen Munch sebelumnya. Ditambahkannya, ia khawatir kerusuhan lebih lanjut akan berkecamuk selama akhir pekan.
Bala bantuan polisi, yang dikerahkan dari seluruh negeri tersebut, "lebih siap guna mencegah meningkatnya kerusuhan", kata Steen Munch.
Pemerintah Denmark juga meminjam 20 mobil van polisi dari Swedia, yang bertetangga, untuk membawa personil polisi ke Copenhagen, katanya.
Setelah menjadi miri daerah pertempuran Kamis, jalan-jalan di Noerrebro kembali tenang Jumat, kata seorang koresponden AFP di tempat kejadian.
Semua 217 orang yang ditangkap Kamis tampil di pengadilan yang dijaga ketat di Copenhagen, Jumat.
Lebih dari 50 di antara mereka ditahan sambil menunggu dakwaan terhadap mereka karena menghalangi polisi melaksanakan tugas mereka.
Di antara mereka yang ditahan Kamis terdapat 17 orang asing dari Perancis, Jerman, Norwegia, Polandia, Lithuania, Selandia Baru dan Amerika Serikat.
Menurut Kementerian Luar Negeri Denmark, demonstrasi untuk mendukung aktivis diselenggarakan di luar misi diplomatik Denmark di Stockholm, Oslo, Berlin, Hamburg, Hanover, Flensburg dan Wina.
Perdana Menteri Denmark Anders Fogh Rasmussen "dengan tegas mengutuk" kerusuhan Kamis.
"Sungguh patut dicela bahwa segelintir perusuhan terus menciptakan kekacauan," katanya kepada kantor berita Denmark, Rizau.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007