Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia pada Selasa ditutup naik sebesar 9,02 poin atau 0,19 persen menjadi 4.779,98, ditopang rilis data Badan Pusat Statistik.
Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak menguat 2,40 poin (0,28 persen) menjadi 837,14.
"Indonesia yang mencatatkan deflasi pada Februari 2016 serta laju nilai tukar rupiah yang berada di area positif menjadi salah satu penopang IHSG," kata Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Februari 2016 terjadi deflasi sebesar 0,09 persen. Dengan demikian, inflasi tahun kalender Januari-Februari 2016 tercatat 0,42 persen dan inflasi tahunan (year on year) mencapai 4,42 persen.
Menurut dia, data ekonomi itu sesuai dengan harapan pelaku pasar saham. Data Februari 2016 yang mencatatkan deflasi memberi harapan suku bunga acuan Bank Indonesia berpotensi kembali diturunkan yang akhirnya memicu konsumsi di dalam negeri membaik sehingga dapat menjaga laju ekonomi makro.
Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo mengatakan bahwa perekonomian yang berjalan baik juga memicu harapan positif bagi kinerja keuangan emiten di dalam negeri, kondisi itu membuat valuasi harga saham menjadi naik.
Kendati demikian, ia mengingatkan kondisi ekonomi global yang cenderung belum stabil dapat berdampak pada ekonomi Indonesia sehingga dapat mempengaruhi kinerja emiten di dalam negeri.
Sementara itu, frekuensi saham di BEI mencapai 221.149 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,20 miliar lembar saham senilai Rp3,71 triliun. Efek yang bergerak naik sebanyak 154 saham, turun 131 saham, dan stagnan 103 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng naik 295,53 poin (1,55 persen) ke level 19.407,46, dan indeks Nikkei menguat 58,75 poin (0,37 persen) ke level 16.085,51, Straits Times menguat 12,04 poin (0,45 persen) ke posisi 2.678,56.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016