Ambon (ANTARA News) - Aktivitas Masyarakat di Kota Ambon dan sekitarnya tidak terpengaruh ledakan bom yang meledak di pintu masuk pelabuhan Yos Sudarso Ambon, Sabtu pagi (3/3) sekitar pukul 09.15 WIT, mengakibatkan 12 orang luka-luka. Berbagai aktivitas masyarakat di ibukota provinsi Maluku itu tetap berjalan seperti biasanya dan tidak terpengaruh sama sekali dengan ledakan bom yang dilakukan oknum-oknum tidak bertanggungjawab itu. Aktivitas perkantoran di sejumlah instansi termasuk Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku yang berlokasi di sekitar kompleks pelabuhan tetap berjalan seperti biasa. Begitu pun aktivitas sekolah dan perkuliahan mahasiswa Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon maupun perguruan tinggi swasta lainnya juga berjalan dengan lancar dan tidak ada yang diliburkan. Aktivitas ekonomi pada sejumlah pasar tradisional di Kota Ambon pun tampak ramai, di mana transaksi jual beli berjalan seperti biasa, begitu pun aktivitas lalu lintas terlihat berjalan normal. "Ini hanya ulah segelintir orang tidak bertanggungjawab yang mencoba melakukan teror agar situasi keamanan terganggu, tetapi masyarakat sudah tidak terpengaruh karena lebih percaya aparat keamanan mampu mengatasinya dan tetap beraktivitas seperti biasanya," ujar Ny. Mariana (35) tahun yang dijumpai saat berbelanja di Pasar Mardika. Ny Mariana meminta aparat keamanan untuk bekerja keras dan cepat mengungkap dalang di balik aksi peledakan bom itu, sehingga tidak terulang kembali serta tidak berdampak terhadap ketahanan masyarakat yang kini semakin kuat terbangun. Begitu pun aktivitas embarkasi dan debarkasi penumpang yang menggunakan kapal pelni KM. Bukit Siguntang, serta aktivitas bongkar muat di kawasan Pelabuhan Yos Sudarso Ambon juga sudah berjalan lancar seperti biasanya dan tidak terganggu dengan kegiatan olah TKP di tempat kejadian yang sedang dilakukan tim penjinak bahan peledak (Jihandak) Polda Maluku. Sementara itu, salah satu korban ledakan bom yang kondisinya kritis yakni Anthon Hatalabessy (25) sedang menjalani operasi yang ditangani langsung kepala RS Al Fatah, Dr. Rifai Ambon untuk mengeluarkan serpihan bom yang tertancap di betis kiri korban. Selain Anthon, salah satu korban lainnya yakni Rachman (18) telah melewati masa kritisnya setelah ditangani tim medis RS. Alfatah. Rachman menderita luka-luka robek cukup serius di bagian tangan kiri, paha kiri dan bahu kiri karena terkena serpihan. Sebagian besar korban yang hanya menderita luka ringan juga telah pulang ke rumah masing-masing setelah mendapatkan perawatan intensif dari petugas medis RS. Alfatah Ambon. Informasi yang diperoleh ANTARA News dari Polres Pulau Ambon dan Pulau-Pulau (PP) Lease, sedikitnya lima warga termasuk salah seorang saksi korban yakni Roy Haumahu (30) warga kampung Pisang, Kelurahan Gudang Arang, sedang dimintai keterangan guna mengungkap kasus dan para pelaku insiden itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007