Pekanbaru (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Daerah Riau membangun sekitar 3.000 sekat kanal pada awal 2016 sebagai upaya mengantisipasi terjadinya kebakaran lahan dan hutan yang kerap terjadi di wilayah tersebut.
"Setiap Polres masing-masing membangun sebanyak 300 sekat kanal. Hingga saat ini diperkirakan sudah mencapai 3.000 an sekat kanal yang telah dibangun," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru, Selasa.
Guntur menjelaskan dalam pembangunan sekat kanal, jajaran Polda Riau turut melibatkan peran serta masyarakat. Hal ini dilakukan agar masyarakat juga mengetahui bagaimana cara membangun sekat kanal yang berfungsi untuk tetap membasahi lahan gambut.
Ia menjelaskan lokasi dibangunnya sekat kanal sudah ditentukan terlebih dahulu.
"Lokasinya berdasarkan hasil pemetaan anggota di lapangan. Pemetaan itu bisa bermaksud lokasi yang sangat berpotensi terbakar atau lahan yang pernah terbakar sebelumnya," jelasnya.
Sebelumnya Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan memilih Kabupaten Bengkalis sebagai pilot projek pembuatan sekat kanal.
Di daerah Bengkalis, lahan dominannya merupakan tanah gambut. Tanah ini mudah terbakar bila kering dan sulit dipadamkan bila terjadi kebakaran.
Untuk itu, ia menjelaskan pembuatan sekat kanal merupakan langkah untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di daerah itu.
Ia mengatakan ada lima kabupaten di daerah Riau bagian utara merupakan wilayah pertama terkena dampak kekeringan yang diprediksi BMKG sejak Februari 2016 yakni Bengkalis, Rokan Hilir, Dumai, Siak dan Meranti.
"Kenyataanya hingga saat ini Bengkalis saja sudah 10 hari tanpa hujan. Ini yang harus kita antisipasi. Makanya kita melangkah pertama di daerah utara, dan kita akan bergerak terus ke daerah lain," ujar Kapolda Riau Brigjen Pol Dolly Bambang Hermawan beberapa waktu lalu.
Meski polisi mengklaim telah membangun ribuan sekat kanal, namun dalam sepekan terakhir titik api yang menandai adanya kebakaran lahan dan hutan terutama di wilayah Bengkalis terus meningkat.
Pewarta: Fazar Muhardi dan Anggi Romadhoni
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016