Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR Mahfud Siddiq berpendapat bahwa mundurnya tokoh senior partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO), Mahathir Muhammad, tidak akan berdampak negatif bagi hubungan politik Indonesia-Malaysia.
"Saya menilai mundurnya Mahathir tidak berdampak bagi hubungan Indonesia-Malaysia," katanya saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dia menjelaskan, Mahathir saat ini bukan lagi pemimpin resmi Malaysia sehingga kemundurannya itu tidak berdampak bagi Indonesia.
Menurut dia, secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia dilakukan secara "official" antarkedua pemerintahan dan tidak terpengaruh dinamika politik di internal UMNO.
"Secara diplomatik hubungan Indonesia-Malaysia official saja. Mahathir bukan lagi pemimpin resmi Malaysia," ujarnya.
Mahfud menilai mundurnya Mahathir itu sebagai dinamika internal UMNO yang kuat karena adanya dugaan korupsi dari elit partai tersebut.
Namun dia mengatakan tidak tahu persis apakah mundurnya Mahathir dari UMNO berpengaruh besar atau tidak bagi partai tersebut.
"Dampaknya pada dinamika politik di Malaysia karena pergumulan di UMNO," katanya.
Sebelumnya, mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, Senin, menyatakan mundur dari partai berkuasa Perhimpunan Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) karena dinilai mendukung korupsi oleh pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak.
Mahathir mengkritik keras Najib yang menghadapi tekanan atas korupsi yang melanda BUMN 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Saya tidak akan menyebut UMNO lagi. Itu partai Najib. Saya merasa malu berhubungan dengan partai yang kelihatannya mendukung korupsi. Ini juga yang mengakibatkan saya dipermalukan," katanya.
Namun, dia menyatakan tidak akan mendirikan partai politik baru atau bergabung dengan partai politik lain.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016