Lebak, Banten (ANTARA News) - PT Kereta Api Indonesia mulai 1 Maret 2016 membatalkan keberangkatan KA Kalimaya Rangkasbitung-Jakarta pukul 12.40 WIB karena frekuensi lintasan Maja-Serpong yang sudah mengoperasikan jalur rel ganda telah padat oleh Commuter Line.

"Pembatalan KA Kalimaya itu tidak berarti semua dibatalkan, namun tetap melayani masyarakat seperti biasa. Pembatalan itu hanya berlaku keberangkatan siang hari saja," kata Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop I Bambang Setiyo Prayitno di Lebak, Senin.

PT KAI Daop 1 Jakarta mengubah pola operasi KA Kalimaya relasi Tanah Abang-Rangkasbitung-Merak (PP) mulai 1 Maret 2016. Sebelumnya, Kalimaya menempuh dua kali perjalanan Tanahabang-Merak dalam sehari.

Perubahan pola operasi KA Kalimaya ini ditempuh setelah semakin padatnya lintasan Tanah Abang-Merak menyusul beroperasinya tiga KA lokal dan KRL Commuter Line sampai Stasiun Maja. Bahkan, di masa mendatang Commuter Line akan juga sampai ke Stasiun Rangkasbitung.

Oleh karena itu, perubahan pola operasi ditempuh demi efesiensi perjalanan KA di lintas ini yang nantinya berimbas pada meningkatnya pelayanan kepada penumpang.

KA Kalimaya yang melayani perjalanan Tanah Abang-Merak sejauh 141 km adalah KA komersial dengan 1 rangkaian terdiri dari 6 kereta bertarif Rp30.000. Tiket dijual langsung saat hari keberangkatan.

"Kami minta penumpang yang terbiasa menggunakan KA Kalimaya (KA 332 dan KA 333) dapat beralih ke kereta lokal yang beroperasi melintasi Tanah Abang-Rangkasbitung, yakni KA Rangkas Jaya," kata Bambang.

Ia juga mengatakan Kementerian Perhubungan tengah memperbaiki jembatan dan jalur kereta agar tahan dari pergerakan tanah karena pada lintasan Rangkasbitung Tanah Abang terdapat beberapa titik rawan longsor, seperti lintasan Maja-Tigaraksa.

Menyinggung beroperasi Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang, Bambang mengatakan kemungkinan secepatnya terealisasi tahun ini juga karena jalur ganda Rangkasbitung-Maja bisa cepat dibangun mengingat jaraknya tidak begitu jauh.

Pewarta: Mansyur
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016