Singaraja, Bali (ANTARA News) - Sebanyak 1.027 personel polisi muda menampilkan tarian kecak pada acara penutupan pendidikan brigadir Polri di Sekolah Polisi Negara (SPN) Singaraja, Bali, Senin.
"Mereka yang menari berasal dari seluruh Indonesia dengan agama, suku dan ras yang berbeda-beda," kata I Nyoman Durpa, seniman tari yang melatih para Polisi tersebut.
Menurut dia, diperlukan waktu selama empat bulan lebih untuk melatih para siswa polisi agar fasih menari dan menyanyi kecak yang merupakan salah satu tarian ternama di Pulau Dewata itu.
Tari Kecak, kata dia, memadukan dua unsur yakni unsur gerak dan suara, jadi para penari bukan hanya aktif dalam bergerak tetapi juga fasih dalam bernyanyi (bersuara) bersama-sama.
Ia menjelaskan, pada awalnya sangat susah melatih para calon polisi dari berbagai agama dan budaya berbeda, menarikan tarian yang dijiwai adat dan budaya Bali.
"Tapi, setelah diberikan beberapa penjelasan yang mantap bahwa tarian kecak itu merupakan tarian besar yang didalamnya terdapat makna yang bersifat universal," kata dia.
Durpa yang juga seorang maestro seni Bali itu menambahkan, tarian Kecak juga dirangkaian dengan semacam sentratari bercerita tentang pertempuran antara Arjuna dan Hanoman.
"Pada akhirnya Arjuna kalah karena kesombongannya, padahal Hanoman adalah berwujud binatang. Pesannya adalah meski kuat namun harus tetap tunduk hati," demikian Durpa.
Pewarta: Andi Purnomo dan Rhismawati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016