Sidoarjo (ANTARA News) - Untuk mengantisipasi dampak insersi (memasukkan) bola-bola beton ke pusat semburan lumpur Lapindo Brantas Inc, Timnas Penanggulangan Semburan Lumpur Sidoarjo menyebarkan peralatan "early warning system" (sistem peringatan dini) di sekitar pusat semburan. Peralatan tersebut dipasang untuk memantau efek negatif yang akan ditimbulkan terkait bola-bola beton ke pusat semburan, sehingga bisa diminimalisir jatuhnya korban jiwa sekaligus mempermudah proses evakuasi bila ada kejadian yang membahayakan. Salah seorang anggota Tim Geofisika ITB, Bagus Endar mengatakan, setidaknya ada 12 detektor disebar, dua diantaranya telah dimasukkan ke pusat semburan dan sisanya dipasang tersebar di kawasan dekat pusat semburan. "Dua detektor yang ada di dalam pusat semburan berguna untuk mendeteksi kekuatan dan tekanan semburan yang ada di dalam," katanya. Ia mengatakan, untuk alat detektor peringatan dini yang berada di luar pusat semburan diperuntukkan mendeteksi kemungkinan terjadinya rekahan-rekahan yang muncul, sebagai akibat dari insersi bola-bola beton tersebut. "Bila muncul rekahan-rekahan di dekat pusat semburan, akan bisa cepat terdeteksi sehingga tidak timbul korban. Selain mampu mendeteksi gejala-gejala yang negatif, juga mampu mendeteksi gejala positif, terkait insersi bola-bola beton itu," katanya. Bagus memaparkan bahwa salah satu alat detektor yang berhasil masuk ke pusat semburan telah berhasil menggambarkan kondisi lubang di pusat semburan. "Di dalam pusat semburan lumpur tekanannya sangat kuat, karena di dalamnya sudah terbentuk seperti terowongan, sehingga lumpur langsung menyembur ke atas dengan tekanan tinggi," paparnya. Ia mengatakan, melihat kondisi seperti itu, pihaknya kini berusaha untuk menyiasati bagaimana caranya "memotong" arus aliran lumpur tersebut, sehingga tekanannya menjadi berkurang seperti teknik insersi bola-bola beton ini. Sementara itu, sejak Senin (26/2) hingga Jumat (2/3), bola-bola beton yang berhasil dimasukkan ke pusat semburan masih 27 rangkaian dari 273 rangkaian yang direncanakan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007