Cilacap (ANTARA News) - Polsek Kesugihan dan Polres Cilacap terus memantau aktivitas Joko alias Kussno alias Paduka di tempat tinggalnya, Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jateng. Menurut Kapolsek Kesugihan AKP Sumarno BM, Jumat (2/3) di Cilacap, sejak Kussno masuk ke wilayah Kesugihan setelah meninggalkan tiga tempat sebelumnya, yaitu Ajibarang, Pageralang, dan Adipala, pihak kepolisian maupun TNI terus memantau aktivitasnya. "Memang kami sering mendengar adanya unsur penipuan yang dilakukan Kussno dan kawan-kawan, tetapi kami belum bisa memprosesnya secara hukum karena belum ada masyarakat yang bersedia melaporkannya," kata dia. Ia mengatakan, sampai sejauh ini pihaknya belum bisa mengatakan aktivitas mereka sebagai gerakan separatis meskipun mereka mengadakan latihan fisik bergaya militer. "Kabarnya mereka ingin membuat pasukan pengawal khusus semacam satgas parpol, kalau memang seperti itu, ya tidak bisa dilarang. Namun kalau sudah mengarah ke kriminal, bahkan separatis, kami akan segera menindaknya," katanya. Menurut dia, aktivitas yang dijalankan Kussno seperti yang dilakukan Yayasan Amalillah dan PKRI (Pembela Kemerdekaan Republik Indonesia), namun Kussno kelihatannya lebih cenderung ke PKRI. Namun, katanya, jika para korban penipuan Kussno bersedia melaporkan ke polisi, pihaknya akan segera memprosesnya karena ada bukti berupa laporan korban meskipun korban tidak memiliki bukti kuitansi. Menurut salah satu korban, Sutikno (37), warga Jalan Kolonel Sugiono, Cilacap, ia mendapat kabar dari Kiai Mudasir (salah satu kepercayaan Kussno) bahwa dalam waktu 20 hari ini Kussno akan pergi ke Jakarta, konon akan mencairkan uang ribuan dolar AS. "Bahkan Kussno akan merekrut 750 orang lagi yang bersedia menyetor uang Rp350 ribu, setelah itu katanya dana operasional Rp1 miliar tiap orang akan cair," katanya. Ia mengatakan, jumlah korban Kussno sangat banyak, sedangkan dana yang dikeluarkan mereka tidak sedikit. "Seperti Widi yang menjadi korban, terpaksa menjual rumahnya untuk diserahkan kepada Kussno," katanya. Untuk itu, ia sangat berharap agar pihak kepolisian segera menghentikan sepak terjang Kussno, sehingga jangan sampai semakin banyak menelan korban.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007