Menlu RI mendorong ASEAN harus terus memimpin dan berada pada driver seat ..."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menekankan pentingnya Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memimpin dan dalam posisi memegang kendali (driver seat) pembentukan arsitektur regional dalam pertemuan tingkat menteri ASEAN di Vientine, Laos, 27-28 Februari 2016.
"Menlu RI mendorong ASEAN harus terus memimpin dan berada pada driver seat dalam membentuk arsitektur regional di kawasan dan memberikan sumbangsih dalam menjawab tantangan bersama di tingkat global," kata Direktur Mitra Wicara ASEAN Kementerian Luar Negeri, Derry Aman, Minggu.
Melalui pesan pendek yang diterima di Jakarta, Minggu, ia mengemukakan bahwa Indonesia mengedepankan pentingnya kesatuan dan sentralitas ASEAN di tingkat regional.
Kesatuan dan sentralitas ASEAN telah menjadi komitmen bersama para menteri luar negeri ASEAN untuk menghadapi berbagai tantangan di kawasan, baik yang bersifat tradisional seperti klaim wilayah yang tumpang tindih dan proliferasi senjata nuklir.
Sementara itu, ASEAN juga menghadapi tantangan non-tradisional yang sama, antara lain terorisme, ekstremisme, perubahan iklim, dan migrasi ireguler.
Selain itu, Menlu RI juga menekankan bahwa peluncuran Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada akhir 2015 dan Visi Masyarakat ASEAN 2025 harus menjadi cambuk bagi negara-negara anggotanya untuk bekerja lebih erat guna mengimplementasikan kesepakatan tersebut agar memebri hasil yang konkret dan bermanfaat langsung bagi seluruh rakyatnya.
Dalam tingkatan regional Asia, para menlu ASEAN secara khusus menyatakan keperihatinan terkait perkembangan di Laut China Selatan dan menekankan pentingnya menjaga keamanan, perdamaian, serta stabilitas di kawasan.
Para menlu ASEAN sepakat bahwa segala potensi persengketaan harus diselesaikan secara damai tanpa kekerasan dan ancaman, termasuk penghormatan terhadap proses diplomatik dan hukum.
"Dalam hal ini, ASEAN mnyepakati untuk segera mengimplementasikan Declaration of Conduct (deklarasi tata perilaku) secara penuh, dan Indonesia mendorong finalisasi Code of Conduct (kode tata perilaku) bagi para pihak yang berkepentingan," catat Derry.
Pertemuan AMM di Vientiane dihadiri oleh seluruh menlu negara anggota ASEAN dan dipimpin oleh Deputi Perdana Menteri/Menlu Laos Thongloun Sisoulith. Pertemuan menlu ASEAN tersebut adalah pertemuan pertama kali setelah negara-negara di Asia Tenggara resmi menjadi sebuah Masyarakat ASEAN di penghujung tahun 2015.
Sebagai ketua ASEAN di tahun 2016, Laos mengusung tema "mengubah Visi ke dalam Realita untuk Komunitas ASEAN yang Dinamis".
Laos juga menekankan sektor prioritas, yakni penerapan visi ASEAN 2025, mempersempit kesenjangan pembangunan, fasilitasi perdagangan, pengembangan UKM, peningkatan pariwisata, pembangunan konektivitas, dan penciptaan lapangan kerja.
Pewarta: A. Fitriyanti
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016