Jakarta (ANTARA News) - Eksistensi generasi muda yang rajin mengunggah foto perjalanan wisata di media sosial membantu pariwisata Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean.
Dalam diskusi Peluang dan Tantangan Pariwisata dalam Menghadapi MEA yang diadakan Ludens Tourism Space, Sabtu, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Prastowo mengatakan bahwa kesiapan industri pariwisata jelang MEA bergantung pada tiga hal. Kesiapan teknologi informasi sebagai sarana promosi, infrastruktur pariwisata, dan sumber daya manusia (SDM) sebagai pelaku pariwisata.
"Kesiapan teknologi informasi sebagai salah satu media promosi pariwisata lebih banyak dimiliki oleh generasi muda," kata Prastowo dalam siaran pers.
Sementara itu, infrastrukstur pariwisata dinilai belum optimal, contohnya kondisi bandar Indonesia yang belum sebaik negara tetangga. Bandara internasional sudah mulai bermunculan di Indonesia, namun ketersediaan jalur penerbangan langsung (direct flight) masih terbatas.
SDM pariwisata dinilai paling siap dalam menghadapi MEA. Namun, Prastowo berpendapat pengembangan pariwisata di Indonesia harus disertai keterlibatan masyarakat lokal sehingga mereka juga merasakan dampak positif MEA. Saat ini kepedulian masyarakat setempat terhadap pariwisata dinilai Prastowo masih rendah.
"Kunci keberhasilan dalam meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pariwisata adalah dengan mendekati tokoh masyarakat yang berpengaruh dan generasi muda yang lebih melek akan teknologi informasi," tutur dia.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016