"Kami telah membentuk tim Inafis dan dokter forensik yang dipimpin oleh Wadireskrimum Polda Kalbar dalam menangani kasus mutilasi yang dilakukan oleh Brigadir PB itu," Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto di Nanga Pinoh, Sabtu.
Tim tersebut saat ini sedang bekerja di rumah sakit untuk melakukan otopsi sebagai alat bukti nantinya, Tim Inafis akan melakukan olah TKP dengan tim penyidik, termasuk memeriksa saksi-saksi.
"Tersangka sudah ditahan. Kondisi tersangka dalam keadaan sehat, tapi bicaranya meracau dan tidak menjadi dirinya sendiri, karena dia menganggap apa yang dilakukannya itu perintah dari Tuhan."
"Dia mendapat bisikan untuk melakukan itu semua, sehingga dia mengakui melakukan itu dalam keadaan sadar," katanya.
Arief belum bisa menjelaskan bagaimana kondisi sebenarnya dari tersangka itu. Namun, proses penyidikan akan tetap berjalan untuk mengumpulkan alat bukti.
Dalam kesempatan itu, Kapolda Kalbar menambahkan, selama ini tersangka diketahui berperilaku baik dan tidak memiliki kepribadian yang aneh.
"Dalam sehari-hari keadaannya baik-baik saja, bahkan waktu Pilkada Melawi yang bersangkutan terpilih menjadi pendamping salah satu calon bupati. Karena fisiknya bagus, hanya dalam perkembangan lalu ada kondisi kejiwaan begini, ini kan diluar pengetahuan kami," katanya.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Kalbar, AKBP Arianto menyatakan, pelaku mutilasi diduga mengalami penyakit mental yang menyerang otak (schizophrenia), sehingga membunuh anaknya sekitar pukul 24.00 WIB, Kamis (25/2) di Asrama Polres Melawi.
"Menurut keterangan istrinya, sejak seminggu ini suaminya sering marah-marah sendiri di rumah seperti ada makhluk halus yang mendatangi, dan bercerita sering mendapat bisikan," ungkapnya.
Pewarta: Eko dan Andilala
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016