Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia, Aslim Tadjuddin, di Jakarta, Jumat, menyatakan bahwa peluang BI Rate turun tetap terbuka, meskipun rupiah melemah."BI akan mengevaluasi semua indikator makro kita, seperti stabilitas kurs rupiah, pertumbuhan ekonomi kita ke depan, ataupun faktor eksternal, misal harga minyak, kebijakan moneter yang diambil bank sentral negara lain untuk melakukan peninjaun terhadap BI rate tersebut," ujarnya.Menurut dia, kondisi melemahnya rupiah yang pagi ini mendekati level Rp9.200 per dolar AS hanya bersifat sementara karena adanya faktor global."Terjadi sedikit gejolak di stock market yang dimulai oleh Cina, tetapi dengan indikator makro kita yang cukup solid dan kondusif, maka tidak ada faktor yang dapat menyebabkan rupiah terdepresiasi," ujarnya. Ia mengatakan, BI akan tetap berada di pasar untuk mengawal rupiah agar tetap stabil. "Cadangan devisa Indonesia cukup tinggi, sekarang ini berjumlah Rp46,2 miliar, sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan," katanya.Aslim mengharapkan, target inflasi yang enam plus minus satu itu dapat tercapai, tentunya dengan usaha Bank Indonesia yang tetap disiplin dalam kebijakan monternya. serta usaha pemerintah untuk mengontrol harga-harga yang terjadi di pasaran. "Angka inflasi "year on year" 6,3 persen cukup bagus, walaupun bulan Februari ini sebesar 0,62 persen, semoga saja target enam plus minus satu dapat tercapai dengan usaha keras dari pemerintah untuk mengatasi kenaikan harga beras ke depan," ujarnya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007