Milan (ANTARA News) - Presiden Inter Milan Erick Thohir menepis laporan-laporan bahwa dirinya ingin menjual sebagian saham mayoritasnya di raksasa Italia itu sebagai upaya untuk mengerem kerugian keuangan.

Sebagai bagian dari konsorsium International Sports Capital, pengusaha Indonesia Thohir membeli 70 persen saham di klub itu pada November 2013, sekaligus mengambil alih jabatan presiden di klub juara Liga Champions 2010 itu dari Massimo Moratti.

Laporan-laporan terkini mengatakan Inter telah memerintahkan bank investasi Goldman Sachs untuk mencari investor-investor potensial di klub, memicu terbitnya laporan khusus di Gazzetta dello Sport pada Kamis yang mengindikasikan Thohir berniat melepas sebagian sahamnya, kemungkinan kepada para investor asal Tiongkok.

Namun pernyataan yang dirilis klub menepis klaim-klaim itu, "FC Internazionale membantah dengan tegas bahwa presiden dan pemegang saham mayoritas Erick Thohir, berniat menjual sebagian dari 70 persen saham mayoritasnya di klub Italia ini."

"Sebagai bagian dari strategi bisnis jangka menengah menuju panjang yang terencana dengan baik, klub meminta Goldman Sachs untuk mengeksplorasi kemungkinan identifikasi mitra-mitra komersial potensial untuk masa yang akan datang di Asia."

"Ini merupakan prosedur normal yang memberikan pertumbuhan investasi dalam jumlah besar pada olahraga, dan sepak bola pada khususnya, di Asia dan Tiongkok secara khusus."

Inter Milan merupakan klub Italia terakhir yang meraih kesuksesan di Liga Champions, saat mereka merengkuh "treble" yang bersejarah di bawah asuhan mantan pelatih Jose Mourinho pada 2010.

Roberto Mancini, yang membawa klub itu memenangi tujuh trofi, termasuk tiga gelar liga domestik secara beruntun pada 2004 sampai 2008, telah menduduki posisi pelatih sejak awal musim 2014/2015.

Setelah absen di kompetisi Eropa pada musim ini, Mancini berharap dapat membimbing kembali Inter ke fase grup Liga Champions pada musim depan, namun pertama-tama ia akan harus mengatasi sejumlah rival di tengah ketatnya kompetisi Liga Italia.

Inter saat ini menghuni peringkat kelima di Liga Italia, tertinggal sepuluh angka dari pemuncak klasemen Juventus namun hanya terpaut empat angka dari tim peringkat ketiga Fiorentina. AC Milan dan AS Roma juga mengincar finis di tiga besar, dan dengan hadiah tiket Liga Champions, pada musim ini.

Walau demikian, ambisi-ambisi klub pada musim ini juga dibatasi oleh sanksi-sanksi UEFA. Inter merupakan satu dari sepuluh klub di Eropa yang dijatuhi sanksi karena melanggar peraturan-peraturan Financial Fair Play UEFA.

Klub Italia itu setuju untuk membayar denda sampai 20 juta euro, yang didapat dari pemasukan-pemasukan yang diterima dari bermain di Liga Europa musim lalu.

Sebagai tambahan, Inter menyetujui untuk "melaporkan defisit "break-even" maksimal sebesar 30 juta euro untuk tahun finansial yang berakhir pada 2016 dan tidak defisit "break-even" untuk tahun finansial yang berakhir pada 2017."

Inter mengatakan "rencana-rencana komersial dan olahraganya" berada "di jalur yang tepat" dan menambahi bahwa klub "bekerja sangat dekat dengan UEFA untuk menghormati peraturan-peraturan financial fair play."

Pernyataan itu ditambahi, "Klub tetap berkomitmen untuk kembali ke Eropa -- target jelas untuk bersaing di level tertinggi kompetisi-kompetisi klub." Demikian laporan AFP.

(Uu.H-RF/A020)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016