Tidak perlu menjadi faktor yang perlu dicemaskan, itu bukan pertama dilakukan Australia,"
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi I DPR, Mahfudz Siddiq menilai peringatan perjalanan atau "travel advisory" ke Indonesia yang dikeluarkan pemerintah Australia tidak perlu dicemaskan, karena hal itu bukan pertama dilakukan pemerintah Australia.
"Tidak perlu menjadi faktor yang perlu dicemaskan, itu bukan pertama dilakukan Australia," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Kamis.
Surat peringatan bagi warga Australia yang berada di Indonesia itu tidak akan berpengaruh bagi Indonesia.
Politikus PKS itu mencontohkan, merujuk pada pengalaman meski pemerintah Australia telah mengeluarkan peringatan, bahkan "travel warning", nyatanya tidak terjadi apa-apa di Indonesia.
"Tapi dalam pengalaman kita tidak terjadi apa-apa walaupun ada peringatan, travel warning. Sehingga tidak perlu menjadi faktor yang perlu dicemaskan," ujarnya.
Dia menjelaskan, peringatan Australia terkait ancaman teroris, bisa menjadi informasi untuk didalami oleh aparat penegak hukum sehingga dirinya meminta kepolisian untuk memeriksa apakah betul ada indikasi serangan atau tidak.
Mahfud mengatakan intelijen Australia dan Indonesia telah menjalin kerjasama pertukaran informasi dan dirinya percaya, informasi terkait peringatan tersebut juga sudah dikantongi oleh intelijen negara.
"Mereka punya info intelejen, Australia dan Indonesia ada kerjasama pertukaran info, biasanya juga akan smpai ke Indonesia (informasinya)," katanya.
Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin menilai peringatan itu sudah telat, terlebih pemerintah Indonesia juga sudah mengeluarkan sejak awal Februari 2016 terkait adanya ancaman kelompok teroris di bulan ini.
Namun menurut dia, tidak bisa memutuskan kapan waktunya teroris beraksi, termasuk tempat pasti yang menjadi sasaran kelompok tersebut.
"Terkait hal itu sudah diperingati pada bulan Februari untuk hati-hati. Tapi kita tidak bisa memutuskan kapan jamnya," katanya.
Pemerintah Australia melalui Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan memberikan peringatan perjalanan bagi warga Australia yang berada atau akan pergi ke Indonesia.
Berdasarkan pengumuman yang diunggah di situs smartraveller.gov.au, Kamis (25/2), Indonesia digolongkan dalam status "high degree of caution".
"Tingkat peringatan tidak diubah. Namun, kami menyarankan warga Australia untuk berhati-hati di Indonesia, termasuk Bali," bunyi pernyataan tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh, kelompok teroris sedang menyiapkan serangan di Indonesia. Serangan dapat terjadi di mana saja dan kapan saja terutama pada masa libur panjang mendatang.
Warga Australia di Indonesia diminta mewaspadai lokasi-lokasi keramaian, hotel berbintang, dan tempat hiburan, area-area yang biasa menjadi sasaran serangan teroris.
Selain diminta waspada di Jakarta dan Denpasar, warga Australia pun harus mewaspadai kota-kota lain di Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah dan Papua.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016