"Penelitian tidak berwawasan penilaian publik, akan tetapi lebih ilmiah khususnya meneliti dampak dari resiko asap dan paparan asap secara langsung," kata Ketua tim peneliti UI, Dr. rer. nat. Budiawan, di Pekanbaru, Kamis.
Menurut Budiawan, pengambilan sample peneitian akan dilakukan di dua kota, yakni Pekanbaru dan Kota Dumai, Provinsi Riau, dengan cara pengambilan sampel urin masyarakat yang terpapar langsung oleh asap.
Ia mengatakan, Kota Dumai dipilih karena Dumai merupakan kota yang secara langsung udaranya terpapar asap dan aktifitas industri yang cukup tinggi.
"Penyakit kanker sangat berbahaya dan bisa menimbulkan kematian sehingga penelitian perlu dilakukan," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Andra Sjafril mengatakan, Riau sudah menjadi contoh penanggulangan bencana karena Riau memiliki Posko Satgas Penanggulan Bencana di Lanud yang di Ketuai oleh Danrem.
"Namun demikian dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa segera dilakukan peringatan dan perlindungan dini serta aksi tanggap darurat dengan cepat guna mengantisipasi resiko dan korban jiwa," katanya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016